Sekelompok peneliti dari University of Delaware berhasil merekam gambar seekor kelinci di pedalaman hutan Sumatra. Bukan kelinci biasa, kelinci yang ditemukan merupakan kelinci belang Sumatra (Nesolagus netscheri), salah satu spesies hewan paling langka di dunia yang sebelumnya baru pernah tertangkap kamera sebanyak tiga kali saja.
Uniknya, para peneliti tidak sengaja menemukan hewan tersebut, karena mereka sebenarnya tengah mencari kucing-kucing liar seperti macan tutul, berukuran menengah dan kecil. Berhubung belum pernah ada studi yang komprehensif terkait kelinci belang Sumatra, Jennifer McCarthy, peneliti dari Department of Entomology and Wildlife Ecology, College of Agriculture and Natural Resources (CANR) menyatakan, selain melanjutkan studi mereka terkait spesies kucing-kucing tersebut, mereka juga akan fokus melakukan penelitian terhadap spesies kelinci ini.
“Ini merupakan data terbanyak yang pernah dikumpulkan terkait kelinci-kelinci ini,” kata McCarthy. “Saat ini yang kami pikirkan adalah bagaimana mencari informasi terkait berapa jumlah mereka dalam satu area dan kami berharap temuan ini bisa menjadi pemicu ke arah sana,” ucapnya.
Dalam studinya, McCarthy menggunakan sepuluh foto kelinci belang Sumatra yang didapat di dua lokasi berbeda berjarak 790 meter di kawasan Liwa, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Setelah mengumpulkan foto-foto, tim peneliti melakukan survei di antara rekan-rekan sesama peneliti yang bekerja di kawasan dilindungi lainnya di Sumatra. Tujuannya untuk mengetahui apakah mereka pernah mendokumentasikan kelinci belang Sumatra untuk mendapatkan gambaran di mana kelinci-kelinci ini tinggal.
Menurut McCarthy, kolaborasi antara berbagai kelompok peneliti spesies hewan sangat dibutuhkan karena jika tidak, mereka akan menyia-nyiakan sebuah temuan yang sangat penting.
Benar saja, McCarthy dan timnya mendapati bahwa para peneliti tidak pernah mencatat spesies tersebut. Namun, terungkap bahwa sejumlah ilmuwan di Taman Nasional Kerinci Seblat, yang terletak di empat wilayah propinsi yaitu Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan, baru-baru ini pernah melihat kelinci itu beberapa kali.
Saat ini, McCarthy dan timnya sangat bersemangat untuk mempelajari spesies yang telah terlalu lama diabaikan tersebut. “Kami punya kesempatan bukan hanya untuk menemukan kembali spesies ini, tetapi yang penting adalah agar perhatian kembali diberikan pada spesies kelinci yang sangat langka,” ucapnya.
“Seringkali, spesies seperti kelinci tidak diperhatikan karena sebagian orang tidak tahu bahwa ada spesies kelinci Sumatra. Salah satu bagian dari melakukan pekerjaan lapangan di kawasan terpencil adalah, kita bisa menemukan hal-hal seperti ini, dan itu sangat penting bagi upaya konservasi,” ucap McCarthy. McCarthy dan timnya sendiri mempublikasikan detail temuannya di Oryx, sebuah jurnal internasional terkait kehidupan satwa liar.