Refleksi 6 Tahun Gempa DIY dan Jateng

By , Minggu, 27 Mei 2012 | 15:17 WIB

Sirine dibunyikan dari berbagai kendaraan penggunaan bencana sekitar pukul 05.50 WIB, 27 Mei 2012, dari Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Ratusan relawan pun dengan segap memasang peralatannya untuk menolong korban bencana.

Begitulah sepenggal adegan dalam peringatan Detik-Detik Peristiwa Gempa Jogja 2006 yang ke-6. Gempa yang mengguncang DIY dan Jateng pada 27 Mei enam tahun lalu dengan kekuatan 5,9 Skala Richter (SR) ini merenggut nyawa sekitar 6.000 korban.

Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX yang membacakan sambuatan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengingatkan bahwa Indonesia berada di atas tiga lempeng benua yakni Eurasia, Indo Australia, dan Indo Pasifik. Sehingga rawan terhadap bencana seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan bencana lainnya.

"Bencana  tersebut telah menyebabkan kerugian jiwa dan harta benda manusia. Karenanya, masyarakat harus eling (ingat) dan  waspada," katanya, Minggu (27/5).

Bencana menjadi bahan pembelajaran bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus selalu siaga. Keterlibatan masyarakat serta  pembangunan berbasis komunitas dan kearifan lokal menjadi dasar penanganan bencana. Dalam kebersamaan dan solidaritas, akan cukup efektif untuk menangani wilayah masing-masing.

Penanganan bencana, lanjut Paku Alam IX, harus dilakukan mulai dari prabencana, saat bencana, dan pascabencana. "Masyarakat telah memiliki modal sosial yang berakar pada budaya sendiri, yaitu semangat kebersamaan. Dengan semangat itu, masyarakat mampu bersama-sama melewati seluruh bencana yang terjadi," katanya.

Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BNPB Sugeng Triutomo mengatakan, penanganan gempa bumi yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah enam tahun lalu dijadikan sebagai role model penanganan bencana gempa bumi secara nasional bahkan internasional, terutama di Asia Pasifik.

"Kita perlu menyadari bahwa Indonesia adalah daerah bencana. Oleh karenanya, perlu kesadaran tinggi masyarakat dan pemerintah untuk selalu siap siaga," ungkapnya.

Upacara peringatan gempa bumi Yogyakarta merupakan rangkaian Festival Tenda Bangkit yang diselenggarakan oleh oleh BNPB dengan berbagai komunitas relawan. Didirikan pula puluhan tenda dari berbagai lembaga seperti BNPB, PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, TNI, dan rumah sakit. Selain itu, juga dipamerkan berbagai kendaraan penanganan bencana seperti kendaraan medan berat milik PMI Haglund dan peralatan penanganan kebencanaan lainnya.