Pemantauan terumbu karang dapat dilakukan oleh siapa saja. Maka sangat penting meningkatkan kesadartahuan masyarakat umum mengenai pentingnya mengelola dan melindungi terumbu karang.
Demikian disampaikan Diane Kleine, Project Manager dari Coral Watch-University of Queensland, Brisbane, Australia di Jakarta, Selasa (29/5). "Peran terumbu karang terhadap kehidupan jauh lebih besar daripada yang kita pahami sekarang," tutur Kleine.
Ia menjelaskan misalnya saja, soal makanan. Di mana perairan yang terdapat terumbu karang, akan ada tumbuhan yang bisa hidup, sehingga ada invertebrata, dan ikan. Di mana tidak ada lagi terumbu, tidak ada ikan. Padahal ketergantungan masyarakat terhadap produksi ikan laut cukup tinggi.
"Dewasa ini terumbu karang mengalami sejumlah tekanan serius yang mengancam kelestariannya seperti perubahan iklim, pemutihan karang (coral bleaching) akibat kenaikan suhu air, penangkapan ikan yang merusak, pencemaran, sedimentasi," lanjutnya.
Menurut Kleine, program-program Coral Watch terus dirancang untuk berkampanye mengedukasi kesadaran akan konservasi terumbu dengan berbagi presentasi, workshop, sampai turun ke lapangan untuk melakukan monitoring, langsung dengan penduduk setempat. Selain itu mereka menerbitkan buku-buku dan panduan seputar metode pemantauan karang.
"Kami menyediakan metode sederhana untuk mengukur kesehatan karang, dan menganjurkan masyarakat untuk bertindak melindungi dan memperbaiki ekosistem-ekosistem terumbu karang," tegas Kleine juga.
Target dari kampanye mereka di berbagai negara termasuk Indonesia, adalah terutama para guru dan murid dari sekolah menengah, dan mahasiswa yang mempelajari ilmu kelautan (marine science). "Namun, material kami ini dapat juga digunakan oleh komunitas-komunitas lain yang memerlukannya."
Sepertiga garis pantai tropis dunia terbentuk oleh terumbu karang. Kawasan terumbu karang merupakan lingkungan yang sangat produktif, dengan tingkat produktivitas 100 kali lebih produktif dibanding laut di sekelilingnya. Terumbu karang membentuk hotspot atau habitat biologis yang menyokong kehidupan bagi spesies di sekitarnya. Serta memasok sembilan juta dari 75-100 ton hasil tangkapan ikan dunia.
Indonesia berada di wilayah Segitiga Karang atau Coral Triangle yang mencakup empat dari 25 buah hotspot keanekaragaman hayati dunia. Segitiga Karang ini memiliki luas terumbu karang lebih dari 100.000 kilometer persegi, 76 persen spesies karang dunia tercakup di dalamnya. Belum lagi potensi 45 spesies mangrove, 13 spesies lamun, dan 2.228 spesies ikan.