Sebanyak 574 rumah antigempa dilaporkan selesai dibangun bagi para korban erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta (29/5). Rumah-rumah itu termasuk rumah yang mengalami dampak primer kerusakan akibat diterjang material vulkanik, dan yang mengalami dampak sekunder kerusakan akibat banjir lahar dingin.
Rekonstruksi rumah tersebut merupakan program dilakukan secara bertahap melalui Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak). Dikelola oleh pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum bersama lembaga donor Java Reconstruction Fund (JRF) semenjak Mei 2011.
Menurut Ketua Tim Pengawas Rekompak George Soraya, model penanganan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana ini turut melibatkan peranan masyarakat. Aktivitas pembangunan kembali rumah masih berlangsung. Keseluruhan rumah yang akan dibangun kembali bagi korban erupsi Merapi mencapai 3.943 unit.
Kepala PMU (Project Management Unit) Rehabilitasi Rekonstruksi Pascagempa DI Yogyakarta-Jawa Tengah, Adjar Prayudi, mengutarakan bahwa Rekompak menargetkan 1.637 unit rumah untuk selesai dibangun. Sementara selebihnya, 2.306 unit lain akan dibangun menggunakan dana APBN melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan dana bagi perbaikan rumah ini ia katakan bukan merupakan kompensasi terhadap kerusakan akibat bencana, melainkan stimulan untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi permukiman masyarakat.
Sebelumnya, tambah Adjar, pembangunan sempat terkendala lahan karena adanya larangan jual beli atas tanah kas desa. Namun, kendala itu sudah teratasi pula.