World Environment Day (WED) yang jatuh pada hari ini, Selasa (5/6) akan menyebarkan pesan kepada masyarakat bahwa ekonomi hijau adalah jalur terbaru untuk menghasilkan karbon rendah dan efisensi sumber daya yang berkelanjutan di abad 21 ini. Dengan tema Green Economy: Does It Include You?, Brasil sebagai tuan rumah ingin menjadikan WED sebagai hari aksi positif terbesar dalam bidang lingkungan.
Ekonomi hijau yang menjadi objek kampanye WED tahun ini sangat penting bagi keberlangsungan lingkungan dan perkembangan ekonomi. Krisis ekonomi yang cukup berpengaruh di seluruh dunia membutuhkan ekonomi hijau yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan bidang sosial. Tetapi dapat meningkatkan manajemen lingkungan secara dramatis.
“Sebagai permulaan Konferensi PBB Rio+20, WED adalah kesempatan untuk mengubah paradigma masyarakat menjadi dunia ekonomi hijau yang berkelangsungan terus menerus,” ungkap Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon dalam siaran pers.
Seluruh dunia dapat menjadi peserta WED ini. Baik dari pemerintahan, individu, LSM, sekolah, dan berbagai komunitas dapat turut serta dari negaranya masing-masing. Situs United Nations Environment Programme (UNEP) yang menjadi pengawas kegiatan ini menyadiakan aplikasi yang dapat memantau tiap aktivitas yang berhubungan dengan WED.
Sumber daya berkelanjutan dalam kegiatan ini mencakup bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dibutuhkan pencetusan kebijakan yang pintar dan investasi yang tepat agar tiap negara mampu melindungi lingkungan mereka, meningkatkan ekonomi, dan meningkatkan status sosial masyarakatnya.
Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Abetnego Tarigan menyatakan, dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemerintah Indonesia seharusnya segera merubah perilaku ekonomi yang eksploitatif.
Selain itu, Pemerintah juga harus mendorong secara konkrit perbaikan mutu lingkungan. Di antaranya dengan cara mempertegas moratorium balak dan konversi hutan alam dengan berdasarkan pada prinsip dan kriteria. Sedangkan dari sisi masyarakat juga harus perubahan dalam perilaku konsumsi untuk mencegah pemborosan sumber daya alam dan merusak lingkungan.