Perayaan Perlindungan Laut Penghubung Manusia

By , Jumat, 8 Juni 2012 | 14:00 WIB

Kawasan Segitiga Karang atau Coral Triangle merupakan lokasi kelautan dengan tingkat keanekaragaman hayati karang paling tinggi di Bumi. Perannya sama penting dengan hutan hujan tropis di Indonesia atau dataran rendah di Kongo, Afrika.

Beruntung bagi Indonesia, kita termasuk satu dari enam negara yang menaungi kawasan koral ini. Bersama Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste, kita menaungi 500 jenis karang yang meliputi lahan seluas enam juta hektar luasan laut.

Dari sisi humanis, kawasan ini menjadi penyokong kehidupan 120 juta lebih masyarakat pesisir. Serta mempengaruhi pasokan sumber daya laut ke seluruh dunia. Menyadari arti penting kawasan ini, dirayakanlah Coral Triangle Day (CTD) pada 9 Juni 2012 di Pantai Kedonganan, Jimbaran, Bali. Perayaan perlindungan laut ini tepat sehari setelah Hari Kelautan Se-Dunia yang jatuh pada 8 Juni.

Ini merupakan perayaan pertama dari CTD dan dilakukan serentak di keenam negara Coral Triangle. Acara yang ditampilkan semuanya berbau laut. Seperti festival pantai, pembersihan pantai dan karang, kompetisi memasak dari bahan seafood berkelanjutan, dan seminar.

"Perayaan CTD adalah bentuk perhatian publik terhadap masalah-masalah pengelolaan sumber daya laut kita agar segera dapat diperbaiki, seperti masalah perikanan, masalah polusi, serta tekanan dari pemanasan golobal, dan pariwista yang tidak bertanggung jawab," ujar Direktur Eksekutif WWF-Indonesia Efransjah di Jakarta, Kamis (7/6).

Menurut Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia Sudirman Saad, peran aktif dalam menjaga wilayah kawasan segitiga ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Tetapi juga harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan. Baik dari swasta, lembaga non pemerintah, dan masyarakat.

Sudirman menambahkan,"KKP akan melakukan deklarasi visi baru pengelolaan kelautan. Dan akan dibicarakan pembangunan kelautan berdasarkan blue economy dan social inclusive."