Phytoplankton Berkembang Lebih Awal

By , Jumat, 8 Juni 2012 | 14:01 WIB

Penemuan biologis yang dilakukan oleh para ilmuwan di Samudera Arktik dianggap sebagai penemuan yang tidak terduga. Layaknya menemukan hutan hujan di tengah gurun.

Tanaman mikro yang disebut phytoplankton telah berkembang biak di bawah samudra yang tertutup es. Menurut peneliti hal ini tidak mungkin, karena phytoplankton hanya akan berkembang biak saat es telah menghilang, tepatnya di musim panas.

Dalam ekspedisi yang disebut Impacts of Climate on EcoSystems and Chemistry of the Arctic Pacific Environment atau ICESCAPE ini, para peneliti sempat menyimpulkan bahwa pemanasan global telah membuat es di Arktik menipis. Sehingga cahaya matahari dapat tembus dan phytoplankton berkembang biak. Ahli biologi dari NASA, Paula Bontempi, percaya akan adanya implikasi besar terhadap siklus karbon dan keseimbangan tenaga laut.

Phytoplankton ini sangat aktif, dalam satu hari mereka dapat menggandakan jumlahnya. Mereka mengonsumsi karbon dioksida dengan jumlah yang besar. Hal ini menyebabkan para peneliti harus menghitung ulang jumlah karbon dioksida yang dibutuhkan jika ingin memasuki Samudera Arktik.

Perubahan ini akan berdampak besar terhadap binatang lainnya, seperti paus dan burung. Jika waktu berubah, maka mereka bisa terlambat untuk mengambil phytoplankton yang tak lain adalah makanan mereka. “Ini akan lebih sulit untuk para binatang yang bermigrasi. Jika suplai makanan datang lebih awal, mereka bisa terlambat,” jelas Pemimpin Misi ICESCAPE, Kevin Arrigo.

“Untuk sekarang ini, kami belum tahu apakah peristiwa ini memang sudah terjadi sejak lama dan kami belum pernah menelitinya,” ungkap Arrigo.