Pergunakan Laut dengan Bijak Mulai Sekarang

By , Jumat, 8 Juni 2012 | 15:44 WIB
()

Pakan dari laut menjadi salah satu alternatif sumber makanan bagi manusia. Selain bisa memenuhi kebutuhan gizi, pakan dari laut berlimpah buat masyarakat negara kepulauan seperti Indonesia.

Menurut data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), perairan kawasan barat Indonesia yang memiliki rata-rata kedalaman 75 meter, didominasi sumber daya perikanan pelagis kecil. Sedangkan di kawasan timur Indonesia yang memiliki kedalaman hingga lebih dari 4.000 meter, melimpah dengan pelagis besar macam ikan tuna dan cakalang. Kekayaan sumber daya ini memiliki peran penting dalam pemenuhan protein hewani dari sektor kelautan.

Namun, laporan dari organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO) di tahun 2010 menyebut jika manusia sudah berlebih dalam memanfaatkan sumber pakan dari laut. Disebutkan, sebanyak 53 persen daya ikan telah dimanfaatkan secara maksimal. 28 persen dimanfaatkan berlebih, tiga persen habis, dan hanya satu persen dalam pemulihan.

Tepat pada Hari Kelautan Sedunia yang jatuh pada 8 Juni 2012, digemakan lagi beberapa cara untuk mengatasi masalah sumber daya laut ini dengan menyasar perusahaan perikanan. Salah satunya Seafood Savers yang dicanangkan WWF sejak tahun 2009. Gerakan ini ditujukan sebagai landasan relasi antar usaha di mana produsen perikanan, ritel, dan kelompok instusi keuangan bersama menggalakkan bisnis, dan praktik perikanan berkelanjutan.

"Seafood Savers merupakan cara bagaimana pemanfaatan sumber daya laut bisa terus berlangsung tanpa membahayakan ekosistem yang ada di alam," ujar Margareth Meutia, Senior Corporate Campaigner WWF-Indonesia Marine Program, di Jakarta, Kamis (7/6).

Sertifikat Seafood Savers untuk pertama kalinya diberikan WWF-Indonesia pada Sea Delight di Jakarta, Kamis (7/6). Perusahaan ini dianggap memberikan kontribusi pada keberlangsungan sumber daya laut di Indonesia. (Zika Zakiya/NGI)

Perusahaan yang dianggap bisa memenuhi delapan persyaratan Seafood Savers akan dihargai dengan sertifikat. Penanda perusahaan mereka peduli terhadap keberlangsungan sumber daya laut. Hingga saat ini ada 15 perusahaan, terdiri atas 11 perusahaan produsen dan lima perusahaan ritel yang telah bergabung dalam skema kerjasama ini. Lima di antaranya telah menandatangani nota kesepahaman (Mou) dengan WWF.

"Seafood Savers ini jadi investasi untuk perusahaan kami karena laut merupakan sumber produksi. Skema ini juga memastikan keberlangsungan sumber daya laut di masa depan," ujar Adriana Sanchez-Lindsay, Seafood Import and Sustainability Coordinator dari Sea Delight. Perusahaan ini merupakan importir seafood beku asal AS dan penerima sertifikat pertama Seafood Savers dari WWF.