Deforestasi Ancam Kelangsungan Hidup Suku Pedalaman

By , Sabtu, 9 Juni 2012 | 21:29 WIB

Sebuah suku yang menyatakan bahwa hutan hujan Amazon merupakan kampung halaman mereka mendesak pemerintah Brasil untuk menghentikan penebangan liar di kawasan tempat tinggal mereka.

Dalam sebuah pernyataan, Survival International, sebuah lembaga pengamat lingkungan menyatakan, suku Awa, suku pedalaman Amazon tersebut sudah putus asa dan meminta Menteri Kehakiman Brasil untuk mengusir para penebang pohon sebelum mereka kembali dan menghancurkan segalanya. Survival International menyebutkan, Awa merupakan suku kecil yang hanya terdiri dari 450 orang saja. Namun, suku ini mengalami dampak terparah dari deforestasi karena kawasan tempat tinggal merekalah yang paling banyak dirampas pepohonannya.

Desakan suku Awa tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Colin Firth, aktor kelahiran Inggris yang berhasil meraih penghargaan Academy Award di tahun 2011 lalu berkat performanya di film "The King’s Speech." Sebuah kampanye untuk mendukung permohonan suku Awa tersebut juga telah digelar sejak 25 April lalu.

Sejauh ini, menurut Survival International, sebagai bukti dukungan terhadap suku Awa, lebih dari 27 ribu orang sudah menandatangani surat protes yang ditujukan untuk Jose Eduardo Cardozo, Menteri Kehakiman Brasil. “Pemerintah Brasil harus berhenti mengabaikan suku Awa dan menempatkan permintaan mereka sebagai agenda utama untuk ditindaklanjuti,” kata Stephen Corry, direktur Survival International.

“Awal musim penebangan hutan merupakan saat-saat yang kritis. Tekanan untuk mendesak pemerintah tidak boleh mengendur,” ucapnya.

Penduduk pribumi Brasil seperti suku Awa hanyalah kurang dari satu persen dari total penduduk sekitar 191 juta jiwa yang menghuni negeri tersebut. Mereka hanya menguasai sekitar 12 persen dari seluruh teritori Brasil, dan sebagian besar di antaranya hidup di pedalaman hutan hujan Amazon.

Kampanye yang digelar untuk mendukung desakan terhadap pemerintah Brasil ini juga mendapatkan momentum yang sangat baik. Akhir bulan ini, lebih dari 100 kepala negara dan puluhan ribu perwakilan pemerintah negara-negara di seluruh dunia, perwakilan dari pihak swasta serta lembaga swadaya masyarakan akan berkumpul di Rio de Janiero untuk menghadiri Rio+20 United Nations Conference on Sustainable Development.

Menyambut pertemuan yang akan digelar pada 20-22 Juni 2012 tersebut, pemerintah Brasil sendiri pekan lalu telah mengumumkan rencananya untuk menyiapkan kawasan seluas 10 ribu kilometer persegi tambahan yang tidak boleh dijamah, untuk melindungi lingkungan hidup di kawasan tersebut.