Wayang Orang Gaya Yogyakarta Miskin Penghargaan

By , Selasa, 12 Juni 2012 | 14:44 WIB

Wayang orang gaya Yogyakarta memiliki nilai seni yang tinggi, namun masih miskin penghargaan. Padahal, dulunya wayang orang adalah salah satu hiburan bagi kaum bangsawan.

Di Yogyakarta, pertunjukan wayang orang tengah gencar dipromosikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta agar dekat dengan masyarakat. Salah satunya pagelaran wayang orang gaya dengan judul Suci Sang Pinudya yang digelar di Ndalem Pujokusuman, Jumat (9/6) lalu. Pagelaran wayang orang ini menceritakan tentang Ramayana dan dipentaskan secara gratis untuk menarik perhatian masyarakat.

Pengamat Seni sekaligus Pengajar Jurusan Seni Tari Insititut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Hersapandi mengatakan, apresiasi terhadap wayang orang Yogyakarta khususnya dalam bentuk pagelaran masih minim. Padahal, wayang orang memiliki nilai seni tinggi lantaran menyimpan banyak filosofi kehidupan

Konon, wayang orang Yogyakarta hanya hiburan untuk kalangan bangsawan Keraton saja. Kesenian ini mulai terangkat kembali saat zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VII. “Kalau dibiarkan seperti ini, masyarakat akan terbiasa gratisan. Ketika nanti dipungut biaya, mereka tidak mau menonton. Kalau begini terus, seniman bisa cape,” keluhnya.

Hersapandi melihat ada perbedaan yang mencolok dengan penyelenggaran seni tradisional di luar negeri, seperti pertunjukan seni tradisional Kabuki di Jepang. Dalam penelitian yang dilakukan olehnya, kesenian Kabuki diselenggarakan sudah sangat profesional dengan harga yang tidak murah selayaknya konser pop.”Sekali pementasan bisa Rp750.000 di sana (Jepang)."

Bahkan, tak hanya seniman yang menggunakan baju adat, penonton pun ikut serta mengenakannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengajak keterlibatan emosional penonton.

Peranan Pemerintah Jepang, katanya, sangat besar pada seni tradisional. Awalnya mereka akan memberikan bantuan besar kepada yayasan kesenian. Setelah dianggap berhasil, yayasan akan dibiarkan berkembang sendiri.

”Mungkin pengelolaan kebudayaan di negara lain dapat jadi contoh. Perusahaan tidak bayar pajak ke negara, tapi diwajibkan untuk kegiatan kebudayaan,” tuturnya.

Kepala Bidang Obyek Daya Tarik Wisata Sri Sadono mengatakan, pementasan wayang orang gaya Yogyakarta ini direncanakan akan diadakan setahun sekali. Tapi diakuinya, untuk pementasan wayang orang ini biayanya sangat besar, bisa mencapai Rp20 juta.