Konferensi Rio+20 Dibuka dengan Keraguan Berbagai Pihak

By , Rabu, 20 Juni 2012 | 13:00 WIB

Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB Rio+20 (United Nation Conference on Sustainable Development) di Rio de Janeiro, Brasil. akan resmi dibuka hari ini, 20 Juni 2012. Pertemuan tingkat tinggi dengan tujuan utama mengatasi segala permasalahan lingkungan ini akan berlangsung selama tiga hari hingga 22 Juni mendatang.

Rio+20 juga menandakan perayaan 20 tahun "Earth Summit" di kota yang sama. Pertemuan ini disebut sebagai konferensi terbesar yang pernah digelar PBB dalam kurun beberapa tahun terakhir. 50.000 orang akan hadir dari 190 negara, termasuk di antaranya 130 pemimpin negara.

Namun, pembukaan hari ini diwarnai dengan keraguan berbagai pihak. Mengingat pemimpin negara-negara besar penghasil polusi tinggi di dunia menolak hadir. Di antaranya Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Perdana Menteri Inggris James Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan seluruh anggota parlemen Eropa, sudah menyatakan tidak hadir. Hanya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Francois Hollande, dua negara berpengaruh, yang dipastikan ikut serta di Rio+20.

Awal pekan ini, sudah dilakukan negosiasi yang berujung pada deklarasi untuk di-review para pemimpin negara yang hadir di Rio+20. Namun, isi teks negosiasi yang berlangsung New York, AS, ini pun gagal mencapai kata sepakat karena beberapa poin kontroversial.

Diakui oleh Kepala Negosiasi Brasil Luiz Alberto Figueiredo, jika negosiasi ini tertahan oleh berbagai kepentingan. Sisi terangnya, ujar Figueiredo lagi, adalah peran Badan PBB untuk Program Lingkungan (UNEP) akan diperluas. "Ini adalah teks yang diajukan oleh Brasil. Dengan demikian ini adalah teks yang memungkinkan kita membawa UNEP ke level baru," kata Figueiredo.

Hal lain yang membuat konferensi ini "terpinggirkan" adalah pertemuan G20 yang berlangsung nyaris bersamaan di Meksiko pada 18-19 Juni 2012. Di mana Obama, Merkel, dan Cameron lebih memilih untuk hadir dan membicarakan masalah perekonomian dunia.

Meski demikian, Sekjen PBB Ban Ki-Moon tetap optimis pertemuan Rio+20 akan menghasilkan kemajuan menuju ekonomi berkelanjutan di masa depan.