Penerapan green economy dan peran swasta dalam pembangunan berkelanjutan memiliki dampak vital bagi lingkungan. Harus ada pengenalan lebih lengkap mengenai green economy yang bisa mengangkat masyarakat dari garis kemiskinan. Sedangkan pihak swasta memiliki banyak cara untuk menerapkan lingkungan keberlanjutan dalam praktek usahanya.
Demikian dua dari empat hasil kesimpulan yang disampaikan International Institute for Environment and Development (IIED) jelang Konferensi Pembangunan Berkelanjutan Rio+20 pada 20-22 Juni 2012 di Rio de Janeiro, Brasil. IIED melahirkan dorongan ini lewat Konferensi Fair Ideas pada 16-17 Juni lalu.
Konferensi yang dihadiri 1.000 orang ini memperdebatkan empat topik utama. Antara lain model bisnis untuk pembangunan berkelanjutan, urbanisasi yang meningkatkan taraf hidup, transformasi ekonomi untuk manusia dan Bumi, serta menajamkan kembali sustainable development goals. "IIED merilis ringkasan mengenai apa yang harus dilakukan untuk menjamin pembangunan yang adil, hijau, dan berkelanjutan," kata Direktur IIED Camilla Toulmin, Kamis (21/6).
Pertemuan Rio+20 bertujuan untuk mengatasi segala permasalahan lingkungan di Bumi. Maka itu pesertanya pun melibatkan seluruh pemimpin dunia untuk melahirkan keputusan bersama. Para pemimpin ini didesak menyingkirkan semua perbedaan yang ada demi menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Menurut Direktur Eksekutif Badan PBB untuk Program Lingkungan (UNEP) Achim Steiner, Rio+20 ibarat pusaran dalam sebuah pusat badai. Di mana terasa menyedihkan melihat perkembangan Bumi sejak Earth Summit dilakukan pertama kali pada 20 tahun lalu, juga di Rio de Janeiro. Warga dunia juga berperan besar dalam menempatkan para pemimpin di posisinya sekarang. Karena warga-lah yang memilih mereka, membentuk pasar, dan akhirnya memilih pemimpin yang lahir dengan kebijakan lingkungan hingga akhirnya disesali saat ini.
"Ekonomi hijau bukan suatu pilihan, melainkan satu-satunya pilihan. Ekonomi hijau bukan membatasi pertumbuhan, melainkan memungkinkan pertumbuhan," ujar Menteri Lingkungan Denmark Ida Auken.