Seni Tradisional Probolinggo Hampir Punah

By , Jumat, 22 Juni 2012 | 11:30 WIB

Ribuan orang berkumpul di pelataran Candi Jabung di Desa Jabungcandi, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur pada pekan lalu.

Di Probolinggo, terdapat sejumlah seni tradisi yang patut dijaga kelestariannya. Peminat seni tradisional yang antaranya Ludruk Probolinggo, Seni Glipang, Tari Sapi Pajengan, Tari Topeng Tengger, dan Kemplang Bergending ini semakin surut bahkan terancam punah.

Tutug Edi Utomo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo mengatakan, saat ini pemerintah setempat mencoba secara rutin menggelar sendratari di halaman Candi Jabung. Saat bulan lagi purnama atau yang dalam bahasa Madura disebut terak bulen.

"Suguhan sendratari diharapkan untuk menggugah semangat berkreasi seniman, juga mengajak warga masyarakat mengapresiasi seni tradisi asal Probolinggo. Serta cagar budaya seindah Candi Jabung di Probolinggo," ungkapnya.

Selain tidak ada penerus bagi kesenian-kesenian tradisional, apreasi seni tradisi terhambat pula karena mahalnya biaya untuk menampilkan suatu pertunjukan. Misalnya, menurut koordinator dari Seni Kemplang Bergending, Darnianto, seni bernyanyi lagu religi dan tradisional dengan iringan sejumlah alat musik kendang ini memakan biaya Rp7 juta sekali pentas.

"Untuk ludruk, sekali tampil warga harus menyediakan dana sekitar Rp25 juta," tambah Tutug. Bila dibandingkan dengan organ tunggal yang hanya Rp1 juta, umumnya lebih banyak disewa saat acara seperti pernikahan.