Kematian Kura-Kura Raksasa "Lonesome George" Menandai Kepunahan Spesies ini

By , Selasa, 26 Juni 2012 | 13:00 WIB

Kura-kura raksasa, Lonesome George, ditemukan tewas di kandangnya yang berada di Charles Darwin Research Station di Pulau Santa Cruz yang merupakan bagian dari Taman Nasional Galapagos.

Lonesome George terkenal sebagai kura-kura jantan yang tidak memiliki ketertarikan terhadap lawan jenisnya. Kabar kematian kura-kura raksasa yang berusia ratusan tahun ini langsung menyebar dan menjadi sorotan dunia. Mengingat Lonesome George merupakan spesies terakhir dari subspesies Geochelone elephantopus abingdoni yang juga menjadi ikon dari Pulau Pinta.

Fausto Llerana, perawat yang telah lama merawat George, begitu panggilan bagi kura-kura raksasa ini, terkejut ketika menemukan kura-kura ini dalam posisi telentang di dekat lubang air di kandangnya dan tidak bernapas lagi. Kura-kura darat raksasa ini termasuk dalam jenis hewan yang berumur panjang, lebih dari 100 tahun. Menurut catatan, kura-kura raksasa yang paling tertua berusia 152 tahun.

Pasca kematian George pada hari Minggu (24/6) lalu, kini jasadnya disimpan di dalam ruang dingin untuk mencegah dekomposisi hingga saat nekropsi (autopsi) selesai dilakukan untuk menentukan penyebab kematiannya.

Dulunya, Kepulauan Galapagos dihuni oleh ribuan kura-kura dari 15 subspesies yang ada. Namun, pada tahun 1800 dan 1900-an para pelaut dan bajak laut menjadikan kura-kura sebagai hasil buruan untuk dijadikan makanan dan minyak. Ditambah lagi, seiring berjalannya waktu melalui proses seleksi alam, ternyata habitat kura-kura semakin terbatas dimakan oleh spesies seperti babi dan kambing.

Dengan kematian George, Pulau Pinta kini menjadi rumah hanya bagi sepuluh subspesies kura-kura. Di mana kebanyakan dari mereka merupakan jenis spesies langka. Bahkan, faktanya subspesies George sebenarnya telah punah sampai akhirnya ditemukan kembali di Pulau Pinta pada tahun 1971.

Berbagai cara telah ditempuh untuk melestarikan subspesies dari kura-kura raksasa ini dengan mengawinkan George dengan beberapa ekor kura-kura betina. Namun hasilnya nihil, setelah lebih dari tiga dekade berbagi rumah dengan empat kura-kura betina, George gagal membuahi kesemua betina tersebut.

Erica Buck dari Charles Darwin Foundation, mengatakan kepada National Geographic News di tahun 2001 bahwa "George benar-benar tidak menunjukkan minat kepada betina. Dia banyak bergaul dengan dirinya sendiri."