Bayi Badak Andatu, Setelah 124 Tahun

By , Selasa, 26 Juni 2012 | 15:30 WIB

Ratu (12), induk betina badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), tiduran di bawah pepohonan Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). Andatu, bayinya yang baru berumur tiga hari, tenang menyusu.

Pemandangan itu tidak biasa. Bahkan, sangat istimewa. Andatu merupakan bayi badak Sumatra pertama di Asia yang lahir dari perkawinan induk di penangkaran. Ayahnya, Andalas (11), pejantan yang lahir di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, yang di tahun 2007, didatangkan dari Suaka Rhino Sumatra (SRS).

Kelahiran Andatu sangat dinanti banyak pihak. Bayangkan, sejak penangkaran badak pertama kali, 124 tahun silam di India. Tak heran, begitu Ratu hamil lagi (dua kehamilan sebelumnya keguguran), tim dokter dari Indonesia, Australia, AS, dan Badan Konservasi Dunia (IUCN) mencurahkan perhatian khusus.

Proses Ratu melahirkan di salah satu kandang SRS dipantau ketat lewat kamera khusus, hingga kelahiran Sabtu pekan lalu (23/6) pukul 00:45. "Begitu lahir, kami bersorak melebihi merayakan gol," kata Widodo Ramono, Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (Yabi) di Kementerian Kehutanan, kemarin.

Menurut Susie Ellis, juga dari Yabi, pihaknya optimis anak badak ini akan terus berjuang untuk hidup. Andatu, tambahnya, juga merupakan bayi badak yang menggemaskan. "Kami semua tidak bisa berhenti tersenyum sejak tahu dia bisa hidup dan sehat," kata Susie. Kelahiran Andatu juga menjadi sejarah lain karena menjadi kelahiran pertama di penangkaran Sumatra yang diabadikan lewat video.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, yang baru tiba dari Brasil kemarin, langsung memilih nama Andatu. "Kependekan dari anugerah datang dari Tuhan. Bisa juga singkatan dari Andalas dan Ratu," kata dia. Pilihan nama lain, Abadi dan Arjuna.

Baca berita sebelumnya: Way Kambas Sambut Kehadiran Anak Badak Langka

Menginspirasi

Kelahiran hidup Andatu, setelah dua kali Ratu keguguran, diklaim keberhasilan penangkaran badak Sumatra di Indonesia. Untuk itu, Zulkifli menegaskan pemerintah akan melanjutkan proyek serupa di TN Ujung Kulon, guna menambah populasi badak Jawa yang jumlahnya tak beranjak dari 50 ekor.

Tahun 1998, penyelamatan badak Sumatra yang berjumlah 200 individu di belantara Sumatra, dimulai dengan pembangunan Suaka Rhino Sumatra. Penghuni awalnya badak betina, Ratu, Rosa, dan Bina, serta badak jantan Torgamba yang mati tahun lalu.

Tahun 2007, pejantan Andalas didatangkan dari AS. Andalas juga salah satu bukti kesuksesan kelahiran badak Sumatra di kebun binatang, 13 September 2001. Induknya dari Sumatra.

SRS yang berukuran 100 hektar dibagi empat, sesuai jumlah penghuninya. Tiap hari mereka diamati dan dipelajari. Khusus Ratu, yang mau kawin dengan Andalas, petugas memberi vitamin dan gizi agar rahimnya kuat dan embrionya sehat.

Konservasi badak sulit karena sifat penyendiri. Kalau sedang tidak mood, badak jantan dan betina bertengkar. Si betina hanya punya masa subur 24 hari. Masa paling memungkinkan pembuahan hanya empat hari. Di tengah suka cita menyambut Andatu, pemerhati badak Sumatra kembali berharap: Andalas dan Rosa mulai berdekatan.