Early warning system atau peringatan dini yang selama ini dikenal dalam kasus bencana alam, ternyata perlu diterapkan pula dalam bencana sosial. Dengan adanya peringatan ini diharapkan dapat mengatasi sejumlah persoalan sosial di Indonesia.
Hal ini dikemukakan oleh Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri, ketika membuka acara konferensi keempat International Consortium For Social Development Asia Pasific, di Yogyakarta, Rabu (27/6). Ia menjelaskan, persoalan sosial di Indonesia mencakup berbagai bidang, misalnya kemiskinan, kelaparan, bencana alam, ketimpangan sosial, perubahan iklim.
Persoalan-persoalan ini hingga sekarang belum mencapai tujuan seperti yang diamanahkan dalam Millenium Development Goals (MDGs). Ia mencontohkan peringatan dini untuk mengatasi kerusuhan antar suku. Peringatan dini bisa dilakukan dengan melarang anak-anak bermain perang-perangan. “Peringatan dini bencana sosial di masing-masing daerah itu berbeda penanganannya. Daerah yang lebih paham tipologinya,” ungkapnya.
Peringatan dini bencana sosial juga membutuhkan kajian dari kalangan akademik. Forum dari kalangan akademik akan memberi ruang bagi semua stakheolder untuk bertukar pikiran dan memperdebatkan sejumlah teori, pendekatan, dan metode. “Perdebatan intelektual mengenai inovasi–inovasi pendekatan, program, dan kebijakan pembangunan sosial baru, diharapkan menjadi kontribusi penting pada upaya pembangunan sosial pasca MDGs,” tambah Menteri.
International Consortium For Social Development Asia Pasific diikuti oleh 19 negara dunia di antaranya Indonesia, Australia, Singapura, Jepang, Bangladesh. “Konferensi ini diadakan karena beberapa negara belum bisa tuntas mencapai tujuan MDGs. Masih ada waktu hingga 2015 mendatang. Harapannya, dengan konferensi ini bisa menjadi ajang bertukar pikiran serta pembelajaran antar negara,” kata Menteri.
Sekjen Kemensos Budi Santoso menambahkan, hasil konferensi ini akan menghasilkan deklarasi pembangunan sosial yang akan disampaikan ke PBB. “Persoalan-persoalan sosial seperti kemiskinan, kelaparan, lingkungan hidup, dan persoalan lain masih terjadi di Indonesia. Dengan konferensi antar negara Asia Pasifik ini, kami berharap, bisa turut mengatasi persoalan sosial di Indonesia,” tegasnya.