Nyamuk memiliki kemampuan yang hebat dalam mendeteksi keberadaan manusia. Kemampuan ini mengusik Zainulabeuddin Syed, seorang biolog asal Eck Institute for Global Health, University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat untuk meneliti lebih lanjut. Ternyata, bau tubuh manusialah yang memunculkan rasa ketertarikan serangga pengganggu tersebut.Dari studi yang dilakukan Syed terhadap indra penciuman nyamuk dan serangga lainnya, terbukti bahwa nyamuk punya indra penciuman yang luar biasa. Bahkan, sebagian besar dari otak mereka didesain khusus untuk indra penciuman. Meski begitu, hanya nyamuk betina yang mengonsumsi darah untuk memproduksi telur. Dan cara mereka menemukan darah adalah lewat penciuman.Ambil contoh, Culex pipiens, misalnya. Nyamuk rumahan biasa ini merupakan nyamuk yang mampu menularkan penyakit West Nile ataupun penyakit berbahaya lainnya. Ternyata, ia juga mampu mendeteksi nonanal, sebuah substansi kimia yang diproduksi oleh tubuh manusia, bahkan hanya dalam jumlah sedikit. Nyamuk-nyamuk tersebut mendeteksi nonanal lewat neuron penerima yang terdapat di antena mereka.“Memahami dengan baik indra penciuman nyamuk yang memungkinkan mereka menemukan darah dan mengisapnya dari manusia bisa memainkan peranan penting dalam mengembangkan metode yang lebih efektif terkait pencegahan nyamuk dan penyakit yang mereka sebabkan,” kata Syed.Selain manusia, Syed juga meneliti peranan tumbuhan dalam perilaku nyamuk. Ternyata, meski kita kerap diserbu serangga tersebut, seekor nyamuk hanya menghabiskan sedikit waktu mereka untuk mengisap darah. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di tumbuhan dan mengambil gula yang menyediakan energi bagi mereka saat mereka mengisap darah. Syed juga meneliti bau-bauan apa yang menyebabkan nyamuk tertarik pada tumbuhan tertentu.
“Sama halnya dengan meneliti bau-bauan pada manusia, memahami peranan zat kimia yang dihasilkan oleh tanaman dan bagaimana nyamuk memilih tanaman untuk mendapatkan sumber energi berpotensi untuk menghasilkan strategi pengontrolan dan pengeliminasian nyamuk,” kata Syed.
Bagi sebagian dari kita, teknik pengontrolan nyamuk akan menghadirkan kenyamanan saat kita melakukan aktivitas di luar ruangan. Tetapi, bagi mereka yang tinggal di berbagai belahan dunia, kontrol terhadap populasi nyamuk merupakan masalah hidup atau mati. Sebagai gambaran, di Afrika, rata-rata setiap 30 detik, satu orang anak manusia meninggal dunia akibat malaria, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.