"Wayang adalah menyebarkan keindahan."
Kalimat tegas ini keluar dari sosok lembut Ekotjipto. Tak ada kesan pemaksaan. Hanya tuturan jujur yang dirasakannya sebagai seniman wayang dan Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI).
Dengan perawakan mungil, Eko membeberkan bagaimana peran wayang dalam masyarakat. Wayang, menurutnya, membentuk moral. Peranan dalang pun tidak tandas hanya di pagelaran semata.
"Silahkan berkreasi apa saja dalam wayang. Asalkan tidak merusak nilai moral di dalamnya," ujar Eko dalam jumpa pers peluncuran World of Wayang (WOW) di Jakarta, Rabu (4/7).
Dalam berbagai literasi disebutkan dari mana asal usul wayang. Namun, yang jarang diperhatikan adalah landasan utama boneka ini. Wayang bernafaskan 'hamot, hamong, hamemangkat.' Landasan ini, dalam Ensiklopeda Wayang Indonesia, disebutkan menjadi daya tahan dan daya kembang wayang sepanjang zaman.
Hamot adalah keterbukaan untuk menerima pengaruh luar. Hamong adalah kemampuan menyaring unsur baru sesuai dengan nilai wayang yang ada. Sedangkan Hamemangkat atau memangkat sesuatu menjadi nilai baru.
Landasan tersebut membuahkan wayang-wayang baru yang diciptakan seniman dalang. Sebut saja Wayang Suluh, Wayang Ukur, Wayang Sandosa, Wayang Planet, Wayang Wahyu, Wayang Syahadat, Wayang Kancil, atau pun Wayang Kampung Sebelah.
Namun, daya tahan ini pun memiliki batas mampu. Perkembangan zaman menggerus wayang dari jiwa kaum belia Indonesia. Dibutuhkan tali silahturahmi, pengikat antara kaum tua yang masih kental dengan budaya ini dan kaum muda yang meninggalkannya.
Peran media mulai digiatkan, hingga tercetuslah program World of Wayang (WOW). Tayangan edukasi ini mengupas kebudayaan wayang di Indonesia. Tujuan utamanya: mengoptimalkan pengetahuan kaum muda soal boneka yang berkembang sejak zaman 1500 SM itu.
"Ada kekhawatiran putusnya kebudayaan masa lalu dan masa kini. WOW membuka wacana mengenai wayang di Indonesia," kata Jahja Setiaatmadja, selaku Presiden Direktur BCA sebagai penyokong WOW.
Program ini, tambah Jahja, menjadi bagian dari pelestarian wayang. Dibutuhkan serangkaian upaya berkesinambungan sehingga wayang bisa dikenal dan dicintai darah muda Indonesia.
Ekotjipto sebagai bagian dari seniman wayang ini pun berharap,"Akan sering diadakan pagelaran, dengan demikian warga akan semakin mengenal wayang."