Sejak kelahiran bayi tabung pertama di dunia, Louise Brown, pada tahun 1978, hingga kini tercatat telah hadir lima juta bayi dari hasil In Vitro Fertilization (IVF) dan teknologi reproduksi lainnya. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah siklus pengobatan IVF dan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) di seluruh dunia hingga tahun 2008. Ini ditambahkan dengan perkiraan tiga tahun berikutnya.
Tahun lalu saja, para ilmuwan memperkirakan 4,6 juta bayi lahir menggunakan teknologi ini. Demikian hasil perhitungan yang dipublikasan oleh International Committee for Monitoring Assisted Reproductive Technologies (ICMART) --lembaga nirlaba internasional pengumpul dan melaporkan data mengenai reproduksi yang dibantu dengan teknologi.
"Artinya, teknologi ini sangat berhasil mengobati pasien yang tidak subur. Telah berhasil menciptakan keluarga sempurna, di mana kehadiran anak ada di dalamnya. Sehingga mengurangi beban infertilitas" kata David Adamson, Direktur Dokter Fertilitas California Utara yang juga Ketua ICMART.
Di Amerika Serikat, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tercatat sekitar 10 persen (6,1 juta) perempuan berusia 15 tahun hingga 44 tahun mengalami kesulitan untuk hamil. Akan tetapi, masalah kesuburan tidak hanya dialami oleh perempuan.
Dalam sebuah studi pada tahun 2002, CDC menemukan dari 3,3 juta hingga 4,7 juta orang yang telah melakukan hubungan seksual meminta bantuan untuk memiliki anak. Ternyata 18,1 persen masalah kemandulan dialami oleh laki-laki. Masalah kesuburan ini terkait masalah sperma atau air mani.
Kekurangan dari program bayi tabung antara lain waktu, biaya, dan kemungkinan lahir kembar. Menurut CDC, kelahiran kembar dikhawatirkan menimbulkan beberapa resiko. Di antaranya, berdampak komplikasi medis serius yang berbahaya untuk ibu dan kedua bayi, kelahiran prematur, berat bayi rendah, bahkan kematian.
Meski demikian, tidak sedikit bayi yang lahir dengan dibantu teknologi reproduksi program bayi tabung ternyata sehat. "Teknologi ini telah berkembang pesat selama bertahun-tahun untuk meningkatkan tingkat kehamilan. Bayi-bayi sehat berasal dari pasien lain yang infertil, tapi mereka dapat hamil secara spontan," kata Adamson.
Data ICMART menunjukkan sekitar 350.000 bayi lahir setiap tahun di seluruh dunia sebagai hasil Assisted Reproductive Technologies (ART). Sejumlah peneliti mengatakan jumlah ini terus meningkat.
AS dan Jepang sebagai negara yang paling aktif untuk ART. Sedangkan Eropa menjadi wilayah yang paling aktif untuk teknologi reproduksi.