Kurikulum ASEAN Jadi Acuan untuk Studi Asia Tenggara

By , Rabu, 4 Juli 2012 | 19:30 WIB

Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa sekolah dasar dan menengah tentang negara-negara Asia Tenggara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI M. Nuh, meluncurkan kurikulum ASEAN. Kerangka dasar pengajaran ini dirilis pada pertemuan East Asia Summit Education Ministers Meeting di Yogyakarta, Rabu (4/7).

Kurikulum ASEAN ini akan menjadi acuan seluruh guru negara anggota dalam mengajarkan pengetahuan tentang Asia Tenggara. “Hingga saat ini, ASEAN hanya kuat di kalangan pemimpin–pemimpin negara, belum terlalu kuat di ingatan masyarakat atau generasi muda. Pendidikan menjadi kata kunci untuk mengembangkan pengetahuan sekaligus menguatkan hubungan Indonesia dengan negara-negara ASEAN," ujar M. Nuh.

Menurut M. Nuh, kurikulum ASEAN ini tidak menjadi pelajaran sendiri, melainkan terintegrasi dalam mata pelajaran lain. Kurikulum ini memuat lima prinsip dasar tentang ASEAN, baik mengenal apa itu ASEAN hingga mempelajari apa yang menjadi value identitasnya.

Rencananya, kurikulum ini dimasukkan ke website seluruh negara anggota ASEAN sehingga proses pembelajaran segera terwujud.

“Bila kurikulum ini diajarkan, maka generasi penerus akan lebih siap menghadapi tantangan global. Perlu diingat bahwa penduduk ASEAN saat ini berjumlah 600 juta jiwa atau sembilan persen populasi dunia yang mencapai 7 miliar jiwa dengan GDP US$2 triliun," tambah M. Nuh.

Association of South East Asian Nations (ASEAN) didirikan 8 Agustus 1967. Anggota awalnya hanya terdiri dari lima negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Hingga saat ini anggotanya berkembang menjadi sepuluh negara.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Brunei Darussalam sekaligus Ketua East Asia Summit, Pehin Abubakar Apong, berharap agar pertemuan ini dapat meningkatkan kemajuan pendidikan negara-negara ASEAN secara berkelanjutan.

Ia menjelaskan, negara-negara ASEAN harus menggalakan hubungan antar sekolah-sekolah dan pelajar. "Langkah selanjutnya adalah menerjemahkan sourcebook ini ke dalam proses pembelajaran pendidikan di semua negara-negara ASEAN," imbuhnya.