Menurut Kapusdatin Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, pekan ini di Jakarta, konferensi tersebut merupakan konferensi kebencanaan terbesar di kawasan Asia dan telah diselenggarakan untuk tahun kelima.
Di samping itu, Sutopo menekankan, konferensi memberi kesempatan untuk bertukar pikiran dan menyusun kelanjutan dari Kerangka Aksi Hyogo, kerangka kesepakatan internasional pengurangan risiko bencana, yang berakhir di 2015. Negara-negara Asia akan memiliki pengaruh penting dalam penyusunan kerangka aksi yang berikutnya.
Margareta Wahlstrom, Kepala United Nations International Strategy for Disaster Risk Reduction, badan PBB yang bergerak di bidang pengurangan risiko bencana, mengetengahkan, konferensi ini akan membahas capaian dalam upaya pengurangan dampak bencana di tingkat masyarakat.
"Tentang krusialnya peran serta pemerintah setempat, organisasi-organisasi masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana," Wahlstrom menekankan, "Konferensi pun akan membahas berbagai upaya kemitraan yang bisa dilakukan untuk pengurangan risiko bencana efektif."
Kawasan Asia mencatat rekor kerugian akibat bencana dalam tahun-tahun terakhir. Untuk tahun lalu, 137 dari 302 buah bencana besar yang terjadi di berbagai belahan dunia bertempat di Asia. Sementara kerugian ekonomi yang ditanggung tercatat mencapai USD274 miliar. Jumlah itu berarti lebih dari 75 persen total kerugian ekonomi global, yaitu USD365 miliar.