Spesies baru kodok yang ditemukan di cagar alam Reserva Las Gralarias, Ekuador, mendapat kehormatan menyandang nama calon raja Inggris, Pangeran Charles. Kodok yang ditemukan di tahun 2009 itu secara resmi menyandang nama Hyloscirtus princecharlesi.
Penamaan ini dilakukan bukan karena kemiripan kisah hidup antara si kodok dengan ayah dari dua pangeran, William dan Harry. Melainkan sebagai bentuk penghargaan karena Pangeran Charles dan keluarga kerajaan Inggris berupaya melestarikan keberadaan hutan tropis, demikian dinyatakan dalam jurnal Zootaxa, Juli 2012.
Usaha itu termasuk dengan memberi dukungan politik dan finansial terhadap negara-negara berkembang agar menjaga hutan mereka.
Princecharlesi ditemukan oleh peneliti Ekuador, Luis A Coloma. Peneliti ini akhirnya sempat bertemu dengan Pangeran Charles, Rabu (4/7), dalam sebuah workshop di Inggris.
Amfibi berwarna cerah ini merupakan satu dari dua subspesies yang hidup di hutan Ekuador dan terancam punah. Satu spesies lagi disebut Hyloscirtus cryptico. Keduanya hidup di sungai yang ada di hutan gunung. Habitat -yang entah kenapa- membunuh banyak spesies amfibi hingga mendorong pada kepunahan di awal tahun 1980-an.
Keputusan pemberian nama ini dilakukan oleh Amphibian Ark, suatu badan yang mendedikasikan diri untuk menyelamatkan kodok, salamander, kadal air, dan sesilia (cacing besar langka yang bisa hidup di sungai atau rawa).
Amfibi masuk dalam kelompok hewan yang terancam karena hilangnya habitat. Selain itu, amfibi juga beresiko terkena jamur chytrid yang menyerang kulit. Epidemi jamur ini disebut sebagai penyebaran infeksi terburuk yang pernah tercatat pada hewan vetrebrata dalam hal spesies terdampak dan berujung pada kepunahan.