Setelah Pemburu, Giliran Banjir Ancam Populasi Badak Cula Satu

By , Senin, 9 Juli 2012 | 22:23 WIB

Malang nian nasib badak cula satu India (Rhinoceros unicornis), salah satu spesies hewan yang menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) masuk ke kategori terancam punah. Setelah culanya diincar oleh para pemburu liar, kini giliran banjir bandang di Kaziranga National Park, Assam, timur laut India, menghantam populasi spesies hewan yang jumlahnya kian menyusut tersebut.

Sebanyak 14 ekor badak penghuni taman seluas 430 kilometer persegi itu tewas saat berupaya menyelamatkan diri dari banjir besar. “Sebagian besar tewas tenggelam atau tertabrak kendaraan bermotor yang ngebut saat pengemudinya menyelamatkan diri dari banjir,” kata S.K.Bora, Direktur Kaziranga National Park. Bora menambahkan, secara total, sekitar 600 hewan di taman nasional terbesar di kawasan tersebut telah tewas.

Banjir ini diakibatkan oleh hujan deras yang kerap turun selama beberapa pekan terakhir dan menyebabkan sungai Brahmaputra meluap. Tidak main-main, ketinggian banjir terburuk sejak tahun 1998 tersebut sempat mencapai 74,5 meter. “Ketinggian air kini sudah menurun. Tetapi sebagian besar hewan yang melarikan diri dari taman nasional ini belum kembali,” ucap Bora.

Ironisnya, Kaziranga merupakan rumah bagi populasi badak cula satu terbesar di dunia. Dari sensus yang dilakukan awal tahun ini, sebanyak 2.290 ekor badak cula satu, dari total 3.300 ekor yang masih hidup di seluruh dunia, tinggal di taman tersebut. Spesies badak ini sendiri sempat hampir habis di awal tahun 1900-an sebelum upaya konservasi dilakukan di Kaziranga.

Sebelum dihantam banjir, taman nasional Kaziranga juga terus menerus dihantui oleh perperangan tiada henti melawan pemburu yang mengincar badak untuk diambil culanya yang sangat mahal harganya di negara-negara Asia.

Rockybul Hussain, Menteri Kehutanan Assam menyatakan, dengan hadirnya bencana banjir ini, pihaknya sangat khawatir akan keselamatan para badak-badak tersebut. Karena pemburu akan berpesta saat mengetahui buruan mereka terpaksa lari dari kawasan hutan lindung akibat banjir.