Kualitas penelitian mahasiswa di Indonesia mulai menunjukkan peningkatan. Kendati belum bisa bersaing di tingkat Asia Tenggara, penelitian di Indonesia sudah mampu menghasilkan ide yang kreatif. Bahkan sebagian juga sudah dipatenkan dan aplikatif dalam kehidupan masyarakat.
Demikian tegas Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbud RI Agus Subekti, di sela-sela acara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXV di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa(10/7).
Agus menambahkan, pihaknya mendukung penelitian mahasiswa yang menghasilkan teknologi tepat guna dan dapat dipatenkan. Dengan demikian penelitian akan lebih mudah dilirik dunia industri dan hasilnya bisa diproduksi massal.
“Output dari penelitian mahasiswa di tingkat perguruan tinggi adalah bisa dipublikasikan, menghasilkan teknologi tepat guna dan bisa dipatenkan. Ketiga hal ini perlu digenjot di masing-masing perguruan tinggi agar hubungan kerjasama dengan dunia industri makin meningkat," ujar Agus.
Siapa yang menyangka, kata Agus, ada mahasiswa Indonesia yang menggagas kereta api bawah laut se-Asean. Atau asuransi pertanian berbasis indeks iklim. Hal semacam ini merupakan gagasan di luar ekspektasi. "Tentu saja ini menjadi masukan bagi pemerintah untuk bisa direalisasikan,” tambahnya.
Untuk meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia, mulai Agustus 2012, seluruh universitas di Indonesia harus mempublikasikan karya ilmiahnya lewat jurnal online. Karya ilmiah ini berasal dari karya yang dibuat mahasiswa di tingkat S1, S2, atau S3 sebagai sebagai syarat lulusan pendidikan tinggi.
“Jurnal online adalah cara kita untuk bersaing di tingkat ASEAN. Selama ini Indonesia masih dipandang lemah dalam penulisan jurnal,” papar Agus.
Lewat jurnal online, penelitian di Indonesia juga lebih bisa dimonitor oleh banyak pihak karena mudah diakses dan murah. Harapannya, dunia industri bisa melirik penelitian mahasiswa dan membantu produksinya secara massal. Dengan adanya jurnal online pula, karya tiap mahasiswa akan terlindungi dari ancaman terjadi plagiarisme.
Kemendikbud pun akan menambah anggaran penelitian kepada perguruan tinggi lewat dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri sebanyak Rp1,4 triliun. Sebanyak 30 persennya, dialokasikan untuk penyelenggaraan penelitian.
Rektor UGM Pratikno mengatakan, universitasnya siap menjalankan ketentuan publikasi karya ilmiah mahasiswa lewat jurnal online tersebut. “Kami juga menginginkan jika karya yang tersampaikan pada masyarakat merupakan karya yang berkualitas. Karena kami berharap publikasi elektronik ini juga dapat menjadi rujukan pembelajaran, sehingga yang bisa mengakses nantinya juga tidak sembarangan,” imbuhnya.
Rektor Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY) Dasron Hamid juga mengatakan siap melaksanakan upaya publikasi terhadap karya ilmiah yang dihasilkan mahasiswanya. Penelitian yang akan menjadi fokus perhatian ialah karya yang bersifat kewirausahaan. Karena dinilai lebih aplikatif dan dapat menjawab kebutuhan masyarakat.