Kuda Jerman bernama Sam berhasil melaju di final berkuda Olimpiade London dan berhasil menyabet medali emas, minggu lalu pada Olimpiade London 2012. Penampilan Sam bak bintang di arena berkuda.
Namun cerita tak berhenti disitu, banyak pertanyaan muncul, apakah Sam ialah kuda hasil koning? Kloning merupakan teknologi pembiakan dengan teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya.
Akan tetapi seandainya Sam merupakan kuda hasil kloningan hal ini sah-sah saja. Pasalnya, Juli 2012 lalu Federasi Berkuda Internasional (FEI) mencabut larangan atas kuda hasil kloning dan keturunannya bertanding dalam Olimpiade. Para peternak kini dapat men-copy kuda kesayangan mereka dengan harapan dapat menang dan meraih juara kedua kalinya.
Kuda hasil kloning pertama yaitu kuda betina bernama Prometea, lahir pada tahun 2003. Hingga hari ini ada ratusan kuda hasil kloning, namun kebanyakan bertujuan untuk dikembangbiakan. Bukan untuk dijadikan kuda yang dipertandingkan.
Proses pengkloningan juga memakan biaya yang tidak sedikit yakni mencapai lebih dari US$100.000. Graeme Cooke, yang bertindak sebagai Direktur Dokter Hewan FEI menyatakan, yang paling umum, pengkloningan kuda digunakan untuk melestarikan materi-materi genetik dari kuda asli.
"Pada tahun 2007 majelis umum FEI memutuskan bahwa kloning memunculkan kesan yang bertentangan dengan semangat olahraga, dan itu tidak adil," kata Cooke.
Baru-baru ini FEI melakukan analisa terhadap kuda kloning. FEI kemudian menetapkan bahwa 98 persen kloning merupakan salinan dari aslinya. Ini menunjukkan bahwa hasil kloning bukanlah suatu replika yang tepat, melainkan memiliki margin kesalahan penuh sebesar dua persen.
Selain perbedaan genetik sebesar dua persen, pengaruh faktor lingkungan, pelatihan, gizi, dan hubungan dengan si penunggang kuda merupakan hal-hal yang tidak dapat dikalkulasi dampaknya terhadap performa kuda kloning.
Pihak FEI berhati-hati sekali dan menekankan bahwa kloning hanya sekedar teknik pembiakan. Mereka tidak akan pernah mengizinkan proses pemilihan gen tertentu sebagai upaya untuk menciptakan superhorse.
"Anda tidak dapat menghentikan kemajuan. Anda hanya perlu memantau situasi dan memastikan hal tersebut tidak merugikan, baik untuk kuda itu sendiri maupun olah raga," kata David Morley, Ketua Hurlingham Polo Association Inggris.