13 Agustus 1961, Berlin Terbagi Dua

By , Senin, 13 Agustus 2012 | 16:40 WIB
()

51 tahun lalu, pasukan Jerman Timur memasang pagar berduri dan batu bata untuk memisahkan kota Berlin menjadi dua. Berlin, mulai 13 Agustus 1961, dipisahkan untuk membedakan antara Jerman yang dikontrol Uni Soviet dan Jerman di bawah kendali negara-negara Barat.

Tembok yang akhirnya dinamai "Tembok Berlin" ini berakar dari tercabiknya wilayah Jerman pasca Perang Dunia II. Jerman dibagi menjadi wilayah okupasi Soviet, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

Kota Berlin secara teknis masuk zona okupasi Soviet, namun tetap dibagi dua. Soviet mengambil alih wilayah Berlin Timur, sedangkan negara-negara Barat di bagian Berlin Barat.

Setelah usaha gagal Soviet memblokade Berlin di tahun 1948, negara yang lekat dengan Tentara Merah-nya itu mulai mengencangkan pengawasan pada Berlin Timur. Hingga tahun 1960, Soviet memaksa warga Jerman Timur terpisah dengan bagian barat dan menjadikannya bagian dari negara satelit.

Pengekangan ini berbuah perpindahan warga secara besar-besaran. Dalam kurun 12 tahun, sekitar tiga juta warga Jerman Timur pindah ke Jerman Barat untuk meraih penghidupan lebih baik. Masuk tahun 1961, setiap harinya terjadi perpindahan 1.000 warga Jerman Timur ke Barat. Mereka yang berpindah termasuk sumber daya manusia unggul seperti buruh terlatih, kaum intelek, dan para profesional di bidangnya.

Untuk mencegah hal ini, pemimpin komunis Jerman Timur Walter Ulbricht mendapat izin dari Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev untuk menutup segala akses penghubung antara Timur dan Barat Berlin.

Pemisahan dua Jerman dimulai pada malam 12-13 Agustus 1961. Tentara Jerman Timur merentangkan lebih dari 160 kilometer kawat berduri. Tak berapa lama, kawat ini diganti tembok beton setinggi 1,8 meter dan membentang sepanjang 154 kilometer.

Kesan "penjara" dari tembok ini terlihat dari adanya menara penjaga, senjata mesin, dan lampu besar dengan fungsi pencari manusia yang mencoba lolos. Setiap harinya, polisi Jerman Timur yang dikenal dengan Volkspolizei berpatroli siang dan malam.

Bangun pagi di 13 Agustus 1961, warga Berlin tersentak ketika sadar terpisah dengan sanak keluarga dan handai taulan. Dipimpin Wali Kota Berlin Barat Willi Brandt, warga memprotes keberadaan tembok tersebut. Brandt dengan berani mengkritik negara-negara Barat, terutama AS, sebagai pengokupasi yang tak berdaya melawan pembangunan Tembok Berlin.

Presiden AS saat itu, John F Kennedy, sebelumnya menyatakan hanya bisa menolong warga Berlin dan Jerman Barat. Aksi apa pun atas nama Jerman Timur hanya akan berakhir kegagalan.

Sisa-sisa dari Tembok Berlin sengaja dibiarkan sebagai bukti sejarah terpisahnya kedua Jerman di masa Perang Dingin. (thinkstockphoto).

Tinggi tembok ini ditambah tiga meter lagi di tahun 1970. Itu merupakan bentuk usaha pencegahan karena masih banyak saja warga Berlin Timur yang melarikan diri ke Barat. Dari tahun 1961 hingga 1989, ada 5.000 warga Jerman Timur yang berhasil kabur.

Tembok ini baru runtuh di tahun 1989. Menyusul jatuhnya keperkasaan Soviet sebagai negara adi kuasa. Tepat pada 9 November 1989, massa dari Jerman Barat dan Timur memanjat dan meruntuhkan tembok pemisah tersebut. Kedua Jerman akhirnya resmi menyatu sebagai satu negara lagi dalam pakta unifikasi di 3 Oktober 1990.