Waspada Peningkatan Bencana Siklon Tropis

By , Kamis, 16 Agustus 2012 | 11:45 WIB
()

Tercatat pada Juni-Agustus 2012 ini, beberapa peristiwa alam seperti banjir dan longsor di Padang, Gorontalo, Ambon, Sarmi, Sangihe dipengaruhi oleh keberadaan siklon tropis (depresi tropis) di sekitar wilayah Indonesia.

Secara global, tren bencana alam akibat siklon tropis ini meningkat hingga 878 persen semenjak tahun 1950 sampai 2010.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, masyarakat Indonesia sebaiknya lebih waspada terhadap peningkatan ancaman bencana. "Siklon tropis tidak terbentuk di Indonesia. Dua pertiga kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi utara. Namun, imbas dari siklon ini adalah serangkaian cuaca buruk yang menimbulkan bencana bersifat destruktif," ungkap Sutopo.

Siklon tropis adalah badai dengan kekuatan besar, radius rata-rata mencapai 150-200 kilometer. Dengan masa hidup suatu siklon tropis antara 3-18 hari.

Dalam meteorologi, siklon tropis merupakan sebuah jenis sistem tekanan udara rendah yang umum terbentuk di daerah tropis. Siklon tropis juga bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi.

(Thinkstockphoto)

Salah satu siklon tropis yang diprediksi akan terjadi pada Kamis (16/8) adalah Kaitak mulai pukul 07.00 WIB.  Posisinya berada di Laut China Selatan, sebelah barat laut Pulau Luzon, Filipina, atau sekitar 1.750 kilometer sebelah utara Tarakan.

Arah pergerakannya cenderung menuju ke barat laut, menjauhi Indonesia, dengan kecepatan 22 kilometer per jam.

Meski demikian, siklon ini tetap memberi dampak pada Indonesia. Berupa hujan dengan intensitas ringan-sedang yang terjadi di Banda Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Timur bagian utara, Sulawesi Utara bagian timur, dan Maluku Utara.

Selian itu gelombang laut setinggi dua hingga tiga meter diprediksi juga akan terjadi di Laut Natuna, perairan timur Kepulauan Riau, Selat Gelasa, perairan Pulau Belitung, dan Selat Karimata. Gelombang laut lebih tinggi yakni tiga hingga empat meter diprediksi terjadi Laut China Selatan timur Vietnam.