Kehidupan gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) semakin terdesak di habitatnya. Hanya dalam kurun waktu lima bulan, mulai Maret hingga Juli 2012, 17 individu gajah jantan mati terbunuh.
Jika dulunya pembunuhan oleh warga berdasarkan konflik lahan, saat ini pembunuhan terjadi karena gading. Individu gajah yang mati dimutilasi untuk diambil gadingnya.
Bukan hanya perburuan gading sebagai penyebab turunnya populasi gajah. Juga karena konversi hutan menjadi perkebunan, khususnya sawit. Sebagai akibatnya, gajah acapkali terlibat dalam konflik dengan manusia dan merusak tanaman budi daya.
Baik menimbulkan korban jiwa ataupun tidak, konflik umumnya berujung pada kematian gajah, atau pengambilan gajah dari habitatnya. Akibatnya, dalam satu generasi (25 tahun), gajah sumatra telah kehilangan sekitar 70 persen habitat. Populasinya menyusut hingga lebih dari separuh.
Estimasi populasi terakhir adalah antara 2.400-2.800 individu, namun kini diperkirakan telah menurun jauh dari angka tersebut karena habitatnya terus menyusut dan pembunuhan yang terus terjadi.
"Kematian 17 gajah yang mati sudah masuk tahap penyelidikan. Adanya pressure media membuat Pemerintah sepertinya tidak tinggal diam," kata Sumatra Program Communication Officer WWF Dyah Ekarini saat berbincang dengan National Geographic Indonesia, Kamis (16/8).
Dyah menambahkan, pihaknya siap membantu Pemerintah dalam hal penyelidikan dan konservasi. Bantuan bisa berupa tes deoxyribonucleic acid (DNA) atau pun menyokong penyediaan data di lapangan.
Perlindungan terhadap gajah juga bisa dilakukan melalui kawasan konservasi. Diketahui sebesar 80 persen habitat gajah sumatra masih berada di luar kawasan perlindungan. Dengan mendayagunakan kawasan konservasi lain seperti Bukit Tigapuluh, Kerinci Seblat, dan Gunung Leuser, diharapkan bisa membantu melindungi hewan besar tersebut.
Namun, hal ini juga harus didukung peraturan perundangan Indonesia. Karena selama ini perlindungan spesies hanya sebatas pada perlindungan tubuh atau bagian-bagiannya (baik hidup maupun mati), tidak termasuk perlindungan habitatnya.