Dua siklon tropis yang tumbuh di Samudra Pasifik bagian barat berdampak di wilayah Indonesia yang memicu tingginya gelombang laut. Hingga beberapa hari ke depan, tinggi gelombang diperkirakan mencapai tiga meter di Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa bagian utara, perairan selatan Kalimantan Tengah, perairan Merauke, dan Laut China Selatan di utara Kalimantan.
"Siklon tropis Tembin muncul terlebih dahulu pada Minggu lalu, sedangkan Bolaven muncul dua hari kemudian. Keduanya masih di perairan sehingga angin kencang yang ditimbulkan menaikkan gelombang laut," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo, Kamis (23/8).
Hujan
Siklon tropis itu juga memicu hujan di sejumlah tepat, di antaranya Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Mulyono mengatakan, Bolaven yang tumbuhnya belakangan masih jauh di tengah perairan dengan kekuatan angin yang diduga membesar. Posisi pusat siklon ini kemarin pada 19,7 derajat Lintang Utara dan 135,9 derajat Bujur Timur.
Kecepatan angin maksimum tercatat 75 knot atau 140 kilometer per jam BT. Arah gerak angin ke barat berkecepatan 14 kilometer per jam.
Diprediksi, hingga 72 jam ke depan atau Minggu (26/8), kecepatan angin yang ditimbulkan akan meningkat hingga 165 kilometer per jam. Arah gerak angin ke barat laut. "Siklon tropis Tembin akan memasuki daratan China. Dalam waktu dekat akan meluruh," kata Mulyono.
Sementara itu, peneliti geoteknologi pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Edi Prasetyo Utomo, mengatakan, banjir dan tanah longsor terkait siklon tropis.
Setidaknya kawasan yang ia teliti, yakni di Ambon, Maluku, dan Pulau Seram terkait erat dengan tingginya intensitas curah hujan setiap kali terjadi siklon tropis di Samudra Pasifik bagian barat atau di sebelah timur Filipina.