Selama sepekan terakhir beberapa wilayah pegunungan di Pulau Jawa diintai ancaman kebakaran hutan. Sekitar 15 hektare hutan di Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur terbakar sejak dua hari ini.
Menurut Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Edi Purwanto, kebakaran yang terjadi itu baru dapat dicek pada malam harinya, sekitar pukul 22.30 WIB, sehingga baru bisa dipadamkan Kamis (23/8) pagi. Api cepat besar karena hutan didominasi oleh semak-semak dan pohon kaliandra yang mudah terbakar.
Selain Gunung Kelud di Jawa Timur, puluhan hektare hutan lindung di kawasan TWA Gunung Papandayan, tiga puluh kilometer dari barat daya kota Garut, Jawa Barat, Selasa (21/8), juga terbakar.
Pada kebakaran itu, meski para petugas Perhutani beserta relawan dan TNI terus berupaya melakukan pemadaman, tetapi api terus menjalar akibat ranting kayu dan daun kering yang mudah terbakar.
Kebakaran diperkirakan meluas hingga 30 hektare di kawasan hutan lindung, bahkan merembet ke area Gunung Walirang. Kepala Urusan Humas, Hukum dan Agraria, Perhutani Garut Jenal Abidin, menduga kebakaran hutan di Papandayan disebabkan perbuatan manusia yang menyalakan api disekitar hutan.
Musim kemarau kering bulan Agustus ini memicu kebakaran lahan. Kebakaran juga dilaporkan terjadi pada beberapa daerah hutan. Seperti kebakaran di wilayah lereng Pegunungan Sindoro di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (20/8) lalu yang mengakibatkan pendakian ditutup. Serta areal hutan pinus tua, kawasan hutan lindung di kaki Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (22/8).
Potensi kebakaran di pegunungan sangat tinggi. Satu bara api bisa mengakibatkan kebakaran besar, karena faktor angin kencang, yang membuat api seringkali sulit dipadamkan. Ditambah lagi akses menuju lokasi yang umumnya berat atau terjal.