Lukisan bersejarah dari abad ke-19 karya Elias Garcia Martinez, "Ecce Homo," rusak setelah direstorasi oleh seorang perempuan di Spanyol. Cecilia Gimenez, nama perempuan itu, berusaha memperbaiki lukisan selama dua jam karena ingin memperbaiki cat yang sudah terkelupas.
Namun, bukannya lebih baik, lukisan dengan imaji Yesus menggunakan mahkota duri itu rusak total. Bagian wajah Yesus hilang sama sekali, tak ada lagi kesan suci dari lukisan tersebut.
Gimenez merupakan anggota paroki gereja Katolik di Borja, Spanyol, Santuario del Misericordia. Lukisan Ecce Homo yang sudah berusia 200 tahun, terpajang di dindingnya. Paparan sinar matahari, debu, dan udara, menyebabkan lukisan itu tergerus di bagian bawah dan wajah Yesus.
Maka, tanpa meminta izin siapa pun, Gimenez memutuskan untuk melakukan restorasi dengan tangannya sendiri. Dalam pengakuan Gimenez kepada budayawan lokal, Juan María de Ojeda, ia tahu jika hasil akhirnya tidak akan bisa diterima semua orang. Tapi apa yang dikerjakannya sudah diketahui nyaris semua orang di wilayah itu.
"Pendeta tahu hal ini. Bagaimana saya bisa melakukannya tanpa ada yang menyuruh?" kata Gimenez. "Lagi pula, siapa pun yang masuk ke dalam gereja, melihat saya melukisnya (Ecce Homo)."
Lukisan Ecce Homo merupakan buah karya profesor dan seniman Spanyol, Elias Garcia Martinez. Meski dianggap bernilai, lukisan ini bukan maha karya. Ukurannya pun cukup kecil, 50,8 cm x 40,64 cm.
Tapi karya seni ini tetap membutuhkan perlakukan restorasi yang layak. Harus dilakukan oleh ahli dalam bidangnya, penuh kepekaan, dan memakan waktu agak lama.
Dikatakan Ojeda, pihaknya sudah memanggil pihak restorer profesional untuk mengembalikan wajah asli lukisan Ecce Homo. "Jika gagal, kami hanya akan menempatkan foto lukisan itu di dinding," ujar Ojeda.