Dengan Teknologi Robotik, Luka Operasi Lebih Cepat Sembuh

By , Rabu, 3 Desember 2014 | 11:17 WIB

Teknologi bedah robotik atau robotic surgery bisa meminimalkan luka pada pasien dan masa penyembuhan yang lebih cepat. Tak hanya itu, menggunakan bedah robotik juga memudahkan dokter melakukan operasi maksimal kepada pasien.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus Koordinator Advance Robotic Minimally Invasive Surgery (ASMIR), Sita Ayu Arumi mencontohkan, operasi adenomiosis dengan bedah robotik bahkan bisa dilakukan tanpa perlu mengangkat rahim pasien.

“Adenomiosis itu seperti miom tapi batasnya tidak jelas dan bisanya punya akar. Tumornya seperti orang hamil 20 minggu. Kalau pasien adenomiosis, keputusan dokter biasanya angkat rahim,” ujar Sita di Jakarta, Selasa (2/12).

Hal ini pernah dibuktikan terhadap seorang pasien adenomiosis yang tak ingin operasi pengangkatan rahim. Sita menggunakan bedah robotik untuk melakukan reseksi atau pemotongan jaringan adenomiosis yang terdapat dalam rahim.

“Adenomiosis diambil semaksimal mungkin dengan menyisakan dinding rahim. Dengan robotik, saya bisa lakukan reseksi (pemotongan) adenomiosis dengan cukup optimal dan minimal invasif,” terang Sita. (Baca juga: Bedah dengan Risiko Paling Minimal)

Adenomiosis merupakan tumbuhnya jaringan endometrium pada dinding atau otot rahim. Adenomiosis dipengaruhi hormon sehingga ketika wanita sedang menstruasi akan terasa sangat nyeri dan akan reda nyerinya jika wanita tersebut telah menopause.

“Selama masih ada rahimnya, keluhannya itu nyeri berat dan masih bisa kambuh, kecuali jika sudah menopause,” terang Sita.

Menurut sita, operasi adenomiosis akan lebih sulit jika menggunakan laparoskopi. Kebanyakan dokter memilih dengan operasi terbuka atau dengan sayatan besar untuk reseksi adenomoisis. Namun, dengan bedah robotik, reseksi adenomiosis akan lebih maksimal dan tanpa sayatan besar atau menyisakan banyak luka pada pasien.

Bedah robotik merupakan teknologi pembedahan menggunakan tangan robot yang menjadi kepanjangan tangan dokter bedah. Jadi, seorang dokter bedahlah yang akan mengontrol atau mengoperasikan langsung robot tersebut.

Dengan bedah robotik, alat bedah yang sangat kecil dimasukkan ke dalam perut pasien melalui pusar dan dihubungkan ke dokter bedah dari serat fiber optic ke surgeon consule (simulator).

Teknologi bedah robotik ini tebilang baru di Indonesia. Bedah robotik bisa diterapkan untuk operasi kista endometriosis, kista ovarium, tumor adrenal, miom, hingga prostat.

Direktur Pengembangan Produk dan Teknologi PT Bunda Medik yang juga tim Armis, Ivan R Sini mengatakan, bedah robotik pertama kali dioperasikan di Rumah Sakit (RS) Bunda Jakarta pada 2012. Biaya operasi dengan bedah robotik ini memang lebih mahal dibanding operasi terbuka maupun laparoskopi, yaitu mencapai Rp 100 juta.