Pakar astronomi dari berbagai perkumpulan, universitas, dan lembaga astronomi, mengumumkan penemuan baru berupa sistem transit circumbinary multi-planet pertama. Di mana dua planet mengorbit pada sepasang bintang.
Penemuan ini menunjukkan sistem planet bisa terbentuk dan bertahan meski dalam lingkungan yang paling membingungkan. "Tiap planet transit melewati bintang utamanya, memberi bukti yang jelas jika planet-planet ini adalah nyata," kata Jerome Orosz, Associate Professor of Astronomy dari San Diego State University.
Pengumuman penemuan sistem planet yang disebut "Kepler-47" ini dilakukan saat pertemuan International Astronomical Union di Beijing, China. Berlangsung sejak 20 Agustus lalu dan berakhir hari ini, Jumat (31/8).
Kepler-47 terdiri dari sepasang bintang yang mengelilingi satu sama lain setiap sekitar 7,5 hari. Satu bintang mirip dengan Matahari di tata surya kita. Satu bintang lainnya lebih kecil, hanya sepertiga ukuran bintang pertama, dan 175 kali lebih redup.
Ukuran dua planet anggotanya cukup beragam. Planet bagian dalam hanya tiga kali lebih besar dari diameter Bumi. Dia mengorbit setiap 49 hari. Sedangkan planet bagian luar hanya sedikit lebih besar dari Uranus dan mengorbit tiap 303 hari.
Sayangnya sistem planet ini terletak cukup jauh, sekitar 5.000 tahun cahaya di konstalasi Cygnus. Kedua planet anggotanya terlalu jauh untuk diamati. Karena itu mereka baru bisa terlihat ketika menghasilkan sedikit cahaya saat "mengunjungi" bintang induknya.
Semua penemuan dan perhitungan ini bisa terjadi berkat data photometric dari teleskop luar angkasa NASA, Kepler. "Kepler-47 menunjukkan pada kita arsitektur tipikal dengan anggota beberapa planet bisa terbentuk dengan dua bintang," kata Joshua Carter dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal Science. Di mana Orosz dan Carter turut berperan dalam penulisannya.