Penyakit Tidak Menular Sumbang Kematian Terbesar di Asia Tenggara

By , Jumat, 7 September 2012 | 16:45 WIB

Penyakit tidak menular ternyata menjadi penyumbang kematian terbesar di Asia Tenggara. Sementara itu, penyakit jantung, stroke, serta paru-paru kronis adalah contoh penyakit tidak menular yang menjadi tren gaya hidup saat itu.

Berdasarkan data dari WHO South East Asia 2008, sebanyak 55 persen kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular. 35 persen disebabkan oleh penyakit menular dan sisanya 10,7 persen disebabkan luka.

Penasihat Regional atau Pakar Penyakit Tidak Menular WHO SEARO Renu Garg mengatakan, penyakit tidak menular tidak hanya berkaitan dengan isu kesehatan. Melainkan juga isu ekonomi dan pembangunan.

“Penyakit tidak menular sangat berkaitan dengan usia produktif. Di mana usia tersebut sangat berkaitan dengan saat mereka mencari penghasilan atau pekerjaan. Tentu saja penyakit-penyakit ini bisa berpengaruh pada penghasilan, kemiskinan, dan lainnya,” kata Garg di Yogyakarta, Jumat (7/9).

Ia melanjutkan penyakit tidak menular dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti rokok, pola hidup tidak sehat, kurang olahraga, dan alkohol. Faktor–faktor inilah yang menurut penelitian menyebabkan empat faktor risiko penyakit yakni kardiovaskuler, diabetes, kanker, serta penyakit kronis lainnya.

Penyakit tidak menular, lanjutnya, perlu dicegah dengan mengkolaborasikan berbagai aspek seperti pertanian/makanan, pendidikan, lingkungan, informasi, serta keuangan. Implementasinya antara lain dengan memperbanyak informasi tentang bahaya rokok dan alkohol, mengajarkan anak tentang gaya hidup sehat, meningkatkan pajak rokok, dan meningkatkan fasilitas fisik untuk berolahraga.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Indonesia sudah melakukan upaya untuk mencegah penyakit tidak menular. Di antaranya melalui program screening kanker payudara dan serviks di 18 provinsi di Indonesia, pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah, serta pengendalian penyakit kronis degeneratif.

“Ke depannya upaya pencegahan ini akan terus ditingkatkan dengan progra-program lain yang mendukung. Penyakit tidak menular ini harus dicegah karena akan berpengaruh pada produktivitas manusia Indonesia,” tambah Tjandra.