Marc Argeloo, naturalis Belanda yang bekerja di Indonesia, secara khusus menulis buku yang mengisahkan perjalanan konservasi keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang telah dirintis oleh lembaga World Wide Fund (WWF) Indonesia di Papua (sebelumnya Irian Jaya) sejak 1980.
Buku berjudul Land of The Birds of Paradise ini mengulas upaya panjang konservasi di tanah Papua dalam sembilan bagian, termasuk informasi lingkungan sosial, budaya, geografis, dan antropologi.
Pada acara peluncuran dan bedah buku di Jakarta, Selasa (11/9), Marc menyebut, dalam buku ini juga diangkat profil beberapa orang yang terlibat secara langsung maupun tidak dalam upaya pembangunan berkelanjutan.
"Dilatarbelakangi sejarah panjang, Papua punya arti penting bagi konservasi sumber daya alam di Indonesia," katanya menekankan. Marc sendiri mulai terlibat di dalam pekerjaan konservasi pada 1990, saat ia menjadi pimpinan proyek konservasi maleo di Sulawesi. Sementara pada tahun 1995, ia pertama kalinya mengunjungi Papua.
Pihak WWF berharap buku yang diterbitkan ini mendorong kembali semangat konservasi di tingkat yang lebih luas untuk wilayah Papua dan wilayah-wilayah nusantara lainnya. CEO WWF-Indonesia, Efransyah, mengutarakan tanah Papua menampilkan contoh salah satu ekosistem ideal di dunia.
"Kita sudah menyaksikan hilangnya hutan alam dalam skala besar di Kalimantan dan Sumatera. Dengan kondisi tersebut di Papua kita harus memanfaatkan semua sumber daya secara lestari, sebelum terlambat. Kami sadari dukungan masyarakat menjadi sangat penting. Bahkan peran serta masyarakat adalah kunci dalam program konservasi apa pun," pungkasnya.