Penanganan sampah yang terserak di area gunung Rinjani kini semakin mengkhawatirkan. Saat ini, problematika sampah merupakan prioritas utama yang harus segera dituntaskan. Strategi terbaru yang dilancarkan adalah program penukaran sampah dengan sejumlah uang. Program ini dipercaya bisa mengurangi jumlah sampah, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap kebersihan Rinjani.
"Sejak bulan April kemarin, kami memutuskan untuk melancarkan strategi baru. Bagi siapapun—baik pemandu lokal, warga maupun turis—yang mampu membawa turun sejumlah sampah, akan kami bayar berdasarkan klasifikasi yang sudah ditentukan," ujar Asmuni, manajer operasional Rinjani Trek Management Board (RTMB).
Harga sampah dibedakan sesuai jenisnya. "Untuk setiap satu kilogram plastik kami banderol Rp25.000, untuk kaleng botol atau kaca, kami patok Rp20.000 setiap kilonya. Sedangkan tipe sampah kain, kami berikan harga Rp15.000," papar Asmuni.
Menurutnya, pendatang yang menyambangi Rinjani tidak hanya turis, namun juga mereka yang mencari ilmu gaib. "Mereka yang bersemedi, kebanyakan meninggalkan pakaian kain mereka di gunung, dengan kepercayaan bahwa dengan meninggalkan pakaian, mereka juga menanggalkan nasib buruk dan penyakit. "Hal ini sulit sekali ditegaskan, karena berhubungan dengan kepercayaan. Turis asing malahan lebih cermat menjaga kebersihan, para pendatang lokal yang kebanyakan tidak punya kepedulian," pungkasnya.
Sebelum wacana ini lahir, RTMB bersama Balai Taman Nasional punya program pembersihan yang dilangsungkan setiap dua minggu sekali. "Sepuluh hingga sebelas orang dikirim menyisir dan membersihkan semua area Rinjani. Namun program itu nampaknya kurang efektif, karena selain mahal, kita juga tidak mendidik para pengunjung untuk menjadi peduli terhadap kebersihan," papar Agus Budiono, kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani saat ditemui di kantor Balai Taman Nasional di daerah Mataram, Lombok.
Pihak Taman Nasional sudah memaksimalkan fasilitas sanitasi dan kebersihan, namun pengunjung seringkali mengabaikan, bahkan merusak. "Kita sediakan 40 tenda toilet, 40 perlengkapan P3K dan lain sebagainya. Beberapa pendaki malahan sengaja merusak, " sambung Agus.
Program penukaran sampah dengan uang ini diharapkan bisa memicu kepedulian para pendaki Rinjani, agar keelokannya tetap terjaga, dan kualitasnya sebagai destinasi wisata tingkat dunia semakin meningkat.