Sejumlah dokter hewan di kawasan timur laut India, Kamis (27/9) lalu berupaya keras menyelamatkan nyawa seekor badak langka yang culanya dipenggal oleh pemburu. Badak yang malang tersebut disergap saat tengah menyelamatkan diri dari genangan banjir yang terus naik di kawasan Assam, India.
Badak itu sendiri ditemukan di sekitar Kaziranga National Park yang juga terendam banjir. Saat ditemukan, dia tengah bersimbah darah akibat luka besar yang mengaga di wajahnya setelah pemburu memotong cula, hidung, dan sebagian telinganya.
Temuan badak yang terluka ini sontak memicu demonstrasi yang digelar oleh kelompok penyayang binatang dan warga sekitar taman nasional. Mereka menyatakan bahwa pemerintah telah gagal dalam memerangi perburuan. Demonstran berunjuk rasa setelah mendapati tiga ekor badak diserang pemburu dalam dua hari terakhir.
“Selain lukanya tengah diobati, badak yang culanya dipotong pemburu itu juga tengah dioperasi oleh tim dokter hewan untuk mengeluarkan peluru yang menembus perutnya,” kata Dibyadhar Gogoi, penjaga taman nasional Kaziranga.
Banjir telah menenggelamkan taman nasional seluas 166 kilometer persegi di kawasan timur Assam. Dalam dua pekan terakhir, menurut data statistik resmi, banjir yang tengah melanda sendiri telah menenggelamkan 19 dari 27 distrik yang ada di Assam serta menyebabkan dua juta penduduk harus mengungsi.
Ironisnya, Taman Nasional Kaziringa itu merupakan habitat utama dari populasi badak cula satu yang tersisa di dunia. Sehari sebelumnya, petugas juga menemukan seekor badak yang tewas ditembak serta menemukan bangkai badak lain di hari itu.
“Kami khawatir dan terpaksa meyakini bahwa ada semacam hubungan antara pemburu dan petugas hutan,” kata Tapan Gogoi, ketua All Assam Students’ Union, salah satu lembaga pecinta lingkungan yang berpengaruh.
Dari sebuah sensus yang digelar tahun ini di taman nasional Kaziranga, diketahui bahwa jumlah badak tersebut mencapai 2.290 ekor dari total 3.300 ekor badak cula satu yang tersisa di dunia. Spesies ini sendiri masuk kategori diambang kepunahan pada awal 1990-an, dan saat ini berada di posisi “terancam punah” dalam daftar milik International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Selama ini, para petugas Taman Nasional Kaziranga telah mengalami pertempuran tiada henti melawan para pemburu yang membunuh badak demi mengambil cula yang dihargai tinggi oleh pedagang di sejumlah negara-negara Asia karena diyakini memiliki khasiat untuk meningkatkan gairah seks.
Perburuan gading
Nasib badak bercula satu ini sama dengan gajah yang juga diincar gadingnya. Laporan investigatif Bryan Christy dalam National Geographic edisi Oktober 2012 menyebutkan, 25 ribu gajah mati dibunuh tahun lalu. Pembantaian dilakukan para pemburu menggunakan senapan AK-47 dan granat yang diluncurkan roket.
Ironisnya, gading yang diselundupkan digunakan untuk kepentingan ikon-ikon religius. Simak laporan lengkapnya dalam Ikram Gading di sini.