Rabies menjadi salah satu penyakit menular yang mematikan baik pada manusia maupun hewan. Sebanyak 70.000 orang meninggal akibat rabies setiap tahun terutama di Asia dan Afrika.
Konsep “one health” dinilai penting untuk dikembangkan sebagai upaya mencegah rabies di dunia. Konsep ini merupakan strategi pencegahan dan pengendalian rabies yang membutuhkan integrasi antara manusia, hewan, serta penyuluh kesehatan pada komunitas.
Hal ini dikemukakan oleh Vice President of Rabies in Asia Foundation (RIA), Abdul Rahman, di sela-sela penutupan acara “Towards Rabies Elimination in Asia, A “One Health”Approach di Yogyakarta, Jumat (5/10). Ia mengatakan salah satu cara yang mesti dilakukan untuk mengembangkan konsep ini adalah melakukan vaksinasi. Vaksinasi ini dianjurkan untuk orang yang berisiko tinggi terkena rabies seperti dokter hewan, perawat hewan, dan orang yang hidup di daerah enzootic atau sering bepergian outdoor terutama pada anak-anak.
“Vaksinasi sesegera mungkin dapat menghentikan timbulnya serangan. Virus rabies sendiri, pada manusia, sejak 20-60 hari setelah masa inkubasi dapat menyebabkan otak akut progresif bahkan selanjutnya kematian,” paparnya.
Berdasarkan data dari WHO hingga 2012 ini, anak-anak memiliki risiko yang tinggi pada rabies. Sebanyak 60-70% korban rabies adalah anak-anak berumur 5-15 tahun dengan perkiraan sekitar 100 anak meninggal akibat penyakit rabies setiap harinya. Anak-anak sering tergigit di bagian wajah, kepala, dan lengan. Mereka sendiri sering kali tidak melaporkan gigitan rabies kepada orang tua yang akhirnya menyebabkan keterlambatan penanganan.
Sementara itu, menurut Rita Kusriastuti, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Pada Binatang Kemenkes RI, mengatakan, Indonesia akan terus melakukan upaya pencegahan dengan melakukan vaksinasi intensif pada daerah-daerah yang memiliki populasi anjing tinggi. Pemerintah menargetkan pada tahun 2020 Indonesia bersih dari rabies. Namun, pada 2015 sendiri, provinsi Bali sudah memulai dahulu.
“Konsep 'one health' akan kita laksanakan juga di Indonesia. Masalahnya sekarang ini adalah, dokter hewan belum banyak diakui oleh pihak lain. Untuk itulah perlu ada kesatuan bersama antar berbagai pihak,” kata Rita.
Ia menceritakan, penyakit rabies menyebar antarpulau yakni di 24 provinsi dari 33 provinsi. Bali dan Nusa Tenggara Timur merupakan kasus tertinggi di Indonesia. Kasus rabies di Indonesia mulai menurun per tahunnya. Hingga 2012 ini kasusnya mencapai 50.000 kasus saja.