Sir John Gurdon dari Inggris dan Shinya Yamanaka dari Jepang, dinobatkan sebagai peraih Nobel 2012 dalam bidang Psikologi atau Obat-obatan, Senin (8/10). Mereka menemukan bahwa sel dewasa bisa kembali menjadi embrio, yang suatu saat bisa dikembangkan untuk mengobati kerusakan otak, jantung, atau organ lainnya.
Namun, tanpa disangka, Gurdon sebagai penemu brilian ternyata diberi label "bodoh" saat masih berusia 15 tahun. Gurdon menempati posisi buncit dari 250 anak dalam mata pelajaran Biologi. Bukan hanya satu mata pelajaran itu saja, Gurdon bahkan berada di peringkat dasar di mata pelajaran sains lainnya.
46 tahun kemudian, Gurdon bertransformasi total. Ia bukan lagi anak bodoh di kelasnya. Melainkan peraih Nobel 2012 yang berhak atas hadiah uang Rp11,5 miliar dan pengakuan dunia atas ketajaman pikirannya. "Penemuan ini benar-benar mengubah cara pandang kita atas perkembangan dan spesialisasi sel," ujar pernyataan Dewan Nobel di Stockholm, Swedia, Senin (8/10).
Semua jaringan tubuh dimulai dari batang sel sebelum akhirnya berkembang menjadi kulit, darah, syaraf, otot, dan tulang. Batang sel ini diharapkan bisa mengganti jaringan yang rusak, mulai dari cedera syaraf tulang belakang hingga menyembuhkan penyakit Parkinson.
Penemuan ini membuka harapan manusia untuk penyembuhan berbagai macam penyakit. Dan Gurdon, si penemu yang dulu dicap bodoh, ternyata masih menyimpan buku laporan sekolahnya. Namun bedanya, laporan berisi segala hal negatif itu kini tersimpan di Gurdon Institute --sebuah insititusi yang didedikasikan atas namanya.