Memamerkan Wisata RI Melalui Ajang TIME

By , Kamis, 11 Oktober 2012 | 12:17 WIB
()

Sekitar 83 buyer dari 28 negara dan 74 seller dari seluruh provinsi di Indonesia sedang berkumpul di Bandar Lampung dalam ajang Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) 2012. Buyer dan seller di sini adalah mereka yang berpotensi memperjual-belikan produk dan jasa pariwisata Indonesia di pasarnya masing-masing.

Buyer TIME 2012 datang dari India, Inggris, Brasil, Polandia, AS, Jerman, Kanada, Belanda, Italia, Meksiko, Indonesia, Australia, Hungaria, Norwegia, Afrika Selatan, Israel, Iran, Rumania, Jerman, Thailand, Uni Emirat Arab, Singapura, Bahrain, Filipina, Malaysia, dan  China. 

Sedangkan seller berasal dari Indonesia, di antaranya Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa TImur, Yogyakarta, Bali, Bengkulu, Lampung, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,  Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

TIME atau Pasar Wisata Indonesia berlangsung di Graha Wangsa, Lampung, mulai tanggal 9-12 Oktober 2012. Untuk lebih memperkenalkan potensi wisata di Lampung, TIME 2012 diramaikan oleh serangkaian acara budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Lampung.

Suku sasak desa sade Lombok selatan merupakan penghasil tenun ikat khas Lombok . (Roki Pandapotan/Fotokita.net)

Tiga hari sebelum pembukaan acara, atau tepatnya pada 6 Oktober, sudah dilakukan beragam even budaya. Seperti Lampung Cultural & Tapis Carnival, Krakatau Tour, Traditional Art Festival of Sumatra, Java & East Indonesia, Tenun Nusantara Expo & Festival, Krakatau Festival Expo, dan Photography & Cinematography Festival.

Dikatakan Ketua Steering Committee Meity Robot, hal ini diharapkan mampu memacu perkembangan pariwisata di wilayah Lampung sebagai destinasi wisata dunia. "Wilayah ini khususnya Bandar Lampung telah memiliki infrastruktur yang baik dan fasilitas lainnya termasuk hotel berstandar international dan bandara, dan hanya 30 menit penerbangan dari Jakarta," ujar Meity.

TIME selama ini dianggap ampuh sebagai ajang "penjualan" wisata Indonesia. Data dari tahun 2011 menyebut, penyelenggaraan TIME di Lampung mampu menyerap estimasi nilai transaksi sebesar US$15,7 juta (lebih dari Rp151 miliar).

Bahkan di tahun 2010 saat TIME digelar di Lombok, nilai transaksi ini lebih tinggi 10 persen dibanding tahun 2011. "Penurunan estimasi nilai transaksi TIME 2011 lebih disebabkan Lampung merupakan destinasi yang belum begitu dikenal oleh pasar internasional," ujar Meity. Untuk tahun ini, TIME ditargetkan bisa mencapai nilai transaksi sebesar lebih dari Rp166 miliar.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1994 di Jakarta, TIME diselenggarakan sebagai wujud komitmen terhadap peningkatan citra Indonesia di pentas internasional dan promosi industri pariwisata di mancanegara.

Tujuan perpindahan tempat penyelenggaraan TIME setiap dua tahun sekali adalah untuk mempromosikan seluruh propinsi di Indonesia ke pasar internasional. Serta mendorong pertumbuhan pembangunan sektor pariwisata dan  pendukungnya termasuk perbaikan dan peningkatan infrastruktur di berbagai propinsi di Tanah Air.