Kembalikan Kaum Muda jadi Agen Perubahan

By , Minggu, 28 Oktober 2012 | 23:01 WIB

Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari Minggu (28/10) menjadi salah satu momentum penting bagi seluruh masyarakat Indonesia. Momen sejarah ini mengingatkan kesetiaan pemuda Indonesia untuk tetap membela tanah air.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, perayaan Sumpah Pemuda salah satunya dilakukan dengan pembacaan deklarasi oleh 400 orang pelajar tentang Sekolah Indonesia Sejahtera. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa pelajar di Yogyakarta bertekad untuk mengatasi kekerasan antar pelajar.

Tak hanya itu saja, ribuan mahasiswa pun menyampaikan deklarasi hasil kongres pemuda nusantara yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Salah satu wakil dari mahasiswa, Khairul Umam, yang membacakan deklarasi tersebut mengatakan, ini merupakan bentuk ekspresi dan keprihatinan pemuda terhadap berbagai permasalahan bangsa.

Terkait dengan karakter kebangsaan, disintegrasi kebhineka tunggal ika-an, penyalahgunaan narkoba, korupsi, dan tindak kekerasan yang sekarang ini sering terjadi di berbagai wilayah Nusantara. “Kami menyatakan ingin meneguhkan kembali ideologi Pancasila dengan memperbaharui dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila pada masa sekarang dan masa yang akan datang sebagai kebenaran karakter Indonesia,” paparnya.

Rektor UGM Pratikno yang menjadi inspektur dalam upacara hari sumpah pemuda di UGM mengatakan, semangat perayaan hari Sumpah Pemuda tidak hanya selesai lewat pembacaan deklarasi. Melainkan perlu implementasi dalam kehidupan sehari-hari dalam komitmen pemuda pada satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Ia melanjutkan bahwa pemuda juga harus mampu meningkatkan kualitas akademis, integritas moral, dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan, serta manajerial untuk menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik. Untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas kepemimpinan, Praktino berharap pemuda mampu menghindari permasalahan dasar seperti narkoba, kekerasan, dan tawuran.

Ia mencontohkan di era tahun 1940-an hingga 1950-an, banyak muncul anak-anak muda yang menjadi pemimpin visioner yang memiliki integritas moral dan komitmen kebangsaan tinggi. “Republik ini pernah diwarnai pemimpin usia belasan. Karenanya, jangan menunggu memasuki terlalu usia dewasa untuk punya peran signifikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron mendorong para pemuda, pelajar, maupun mahasiswa Indonesia untuk ikut berperan dalam pembangunan bangsa, salah satunya di bidang kesehatan. Langkah ini bisa dilakukan melalui berbagai gerakan yang melibatkan pemuda seperti gerakan sadar gizi, gerakan anti narkoba, dan gerakan olahraga sehat.

Kiprah pemuda di bidang kesehatan tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa. Ia mencontohkan para pejuang bangsa seperti dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo, maupun Prof. dr. Sardjito, adalah mereka yang ikut menjadi pelopor gerakan pemuda saat itu.

Ali Ghufron menambahkan, persoalan kebangsaan yang dihadapi pemuda saat ini makin kompleks seperti narkoba dan penyelewengan teknologi informasi. Ia  berharap para pemuda, pelajar, dan mahasiswa Indonesia sebagai agen perubahan mampu berkiprah secara positif bagi kemajuan bangsa.

Dengan keberanian, cita-cita, dan kecerdasan kolektif yang dimiliki, ia yakin pemuda Indonesia akan mampu membawa perubahan dan reformasi ke arah yang lebih baik. “Indonesia butuh peran pemuda dan pemikirannya yang kritis. Ke depan kita juga berharap akan muncul para pemuda yang akan tampil sebagai pemimpin bangsa,” harap Ali Ghufron.