Badai Sandy, disebut juga Frankenstorm, menerjang Pantai Timur Amerika Serikat, Senin (29/10), dengan kekuatan terbaiknya. Meski inti badai belum mendarat, Sandy sudah menyebabkan lumpuhnya kota New York dan New Jersey.
Badai ini pun sebenarnya "hanya" masuk kategori satu dengan kecepatan angin 85 mil per jam. Namun, kekuatan Sandy menjadi demikian besarnya karena bertemu dengan arus udara dingin dari kawasan Arktik.
Jalur badai Sandy diperkirakan mencapai 1.600 kilometer. Badai ini disebut sebagai siklon tropis Atlantik kedua terbesar sejak tahun 1988. Besarnya Sandy membuatnya mudah terlihat dari luar angkasa. Satelit cuaca GOES-13 dan satelit pemantau Bumi Suomi NPP, berhasil menangkap wajah Sandy dari atas bola dunia, Minggu (28/10).
Foto itu diambil oleh Jesse Allen dan Robert Simmon yang berada di NASA Earth Observatory. Pusat pemantauan inilah yang secara kontinyu mengirimkan pemandangan Bumi dari satelit yang mengorbit.
Imaji yang tertangkap menunjukkan Amerika Utara, Tengah, dan Selatan, dengan Sandy -berbentuk awan berputar- menghantam Pantai Timur AS. Kumpulan awan membentang dari utara Floria hingga ke Maine. Sulur tipis awan juga menjangkau ke arah timur melintasi Samudra Atlantik.
Satelit Suomi NPP juga menangkap foto Sandy saat malam hari. Menurut Michael Carlowicz dari Goddard Space Flight Center NASA, hal ini bisa dilakukan karena Suomi NPP menggunakan instrumen khusus yang bisa mendeteksi objek redup seperti aurora atau pun refleksi cahaya bulan.
Sandy saat malam hari menunjukkan ia sedang berada di timur Florida dan Georgia. Lampu kota yang ada di dua wilayah disebut juga bisa terlihat.
"Besarnya ukuran badai ini akan mengukir petak besar cuaca buruk," kata Rick Knabb, Direktur dari National Hurricane Center, AS. Badai ini diperkirakan akan berdampak pada kehidupan 50-60 juta warga Negeri Paman Sam.