Pemerintah pusat Filipina, Sabtu (3/10) lalu menempatkan 158 buah gua ke dalam perlindungan departemen lingkungan hidup untuk menjaga gua-gua tersebut dari jamahan para pencari harta karun, vandalis, dan penjarah. Menurut Department of Environment and Natural Resources setempat, gua-gua yang tersebar ke seluruh penjuru negeri tersebut akan dilindungi oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
“Gua merupakan sumber daya alami yang sangat berharga mengingat nilai ilmiah, sejarah, dan budaya yang dikandungnya,” kata Ramon Paje, Environmental Secretary Filipina, dalam keterangan resminya. “Sayangnya, mereka terus menerus menghadapi ancaman dari aktivitas manusia seperti vandalisme, perburuan harta karun, polusi, dan penambangan sumber daya alam yang tidak resmi.
Saat ini, sudah banyak gua di Filipina telah dibongkar secara ilegal oleh orang-orang yang mencari harta karun, mineral berbahaya, serta artefak untuk dijual sebagai barang antik. Bahkan stalagmit dan stalagtit gua juga dicuri untuk dijual sebagai dekorasi.
Dalam aturan baru tersebut, sebanyak 118 gua masuk ke kategori ditutup untuk umum karena terlalu berbahaya atau mengandung formasi geologi yang sangat berharga, menjadi rumah tinggal spesies terancam punah, atau artefak lainnya. Gua-gua seperti ini hanya boleh diakses oleh para ilmuwan, peneliti, dan pihak berwenang.
Sementara itu, sebanyak 40 gua lainnya masuk ke kategori “generally save” dan tetap dibuka untuk masyarakat atau pengunjung. Mereka juga diperkenankan untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk mengumpulkan guano dan sarang burung untuk dijadikan sup.
Secara keseluruhan, menurut data terakhir Wildlife Protection Bureau, Filipina memiliki 1.756 gua yang tersebar di seluruh kawasan negara kepulauan Asia Tenggara tersebut. Tetapi sayangnya hanya sedikit saja yang telah diperiksa dan diklasifikasikan oleh pihak berwajib.