Gerhana Matahari Nampak di Indonesia Timur

By , Rabu, 14 November 2012 | 11:03 WIB

Pemandangan bola hitam nampaknya akan menyapa sejenak langit biru. Bola hitam tersebut tak lain ialah gerhana Matahari total yang diperkirakan terjadi selepas Matahari, Rabu (14/11). Di Indonesia, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada tanggal 14 November 2012, juga akan bisa menikmati gerhana ini.

Gerhana Matahari Total (GMT) dapat diamati dari Samudra Pasifik dan Australia bagian Utara. Gerhana ini juga dapat dilihat dari Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara bagian Timur berupa Gerhana Matahari Sebagian (GMS) pada saat Matahari terbit.

Waktu fase-fase Gerhana matahari sebagian di beberapa kota di Indonesia: di Jayapura puncak gerhana terjadi pada pukul 05:28:06 WIT dan selesai pada pukul 06:21:33 WIT; Sorong gerhana selesai pukul 06:20:28,7 WIT; Ternate gerhana selesai pada pukul 06:19:50,8 WIT; Ambon gerhana selesai pada pukul 06:23:44,6 WIT; dan Kupang selesai pada pukul 05:29:34,4 WITA. Namun, penampakan paling jelas terjadi di Australia.

Bulan bergerak diantara Bumi dan Matahari, di mana bayangannya akan tampak sejauh 160 kilometer. Mulai dari proses awal pembentukan hingga terbentuk gerhana total, akan memakan waktu tiga jam. Akan terlihat hampir di seluruh selatan Samudra Pasifik.

"Tempat terbaik untuk menikmati pemandangan saat Matahari benar-benar tertutup oleh Bulan secara total yakni kurang lebih 100 kilometer dari pesisir timur laut Australia melewati The Great Barrier Reef dan Coral Sea" kata Jay Pasachoff, seorang astronom dari Williams College di Massachusetts, Amerika Serikat.Gerhana Matahari Total akan terlihat di Garig Ganak Barlu National Park di wilayah Australia Utara pada hari Rabu, sekitar pukul 06:35 pagi waktu setempat. Kemudian di Cairns, yang merupakan satu-satunya kota yang dapat menikmati fenomena langka ini secara total. Di sana para astronom dapat menikmati gerhana matahari total selama dua menit.

Gerhana selanjutnya akan melintasi Samudra Pasifik hingga titik akhir sekitar sejauh 800 kilometer yakni berada di garis pantai barat Cile. Durasi terlama akan berlangsung selama empat menit dua detik. Sementara gerhana Matahari sebagian dapat juga dinikmati di Pasifik Selatan Basin, termasuk Selandia Baru, Amerika Selatan, dan Antartika.

Banyak hal yang dapat dipelajari dari fenomena terjadinya gerhana matahari total. Terutama mengenai pemantauan terhadap penampakan korona, yang mana hanya dapat terlihat saat terjadinya gerhana Matahari total saja.

"Kita dapat mempelajari gerakan dan dinamika dari korona matahari, variasi suhu, efek medan magnet matahari pada korona, dan aspek-aspek lain yang dapat kita pantau secara langsung dari Bumi bukan dari ruang angkasa yakni hanya saat gerhana Matahari terjadi," kata Pasachoff.