Bioteknologi Miliki Prospek Kewiraswastaan

By , Senin, 19 November 2012 | 14:50 WIB

Bioteknologi ternyata memiliki peluang tinggi untuk kegiatan kewiraswastaan. Karena bioteknologi dapat dikembangkan untuk usaha kesehatan, industri obat energi, pangan, jasa, dan konservasi.

“Bioteknologi masih dipahami sangat dalam yakni tingkat sel, gen, serta molekul. Padahal, bioteknologi sangat dekat dengan kehidupan masyarakat lokal sehingga bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” papar Dekan Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta Kisworo, Senin (19/11).  

Kisworo mencontohkan, untuk pengembangan energi, Indonesia memiliki tanaman jarak dan tebu. Untuk usaha obat, Indonesia memiliki empon-empon dari jamu yang tidak bisa ditemukan di negara lain. Menurut Kisworo, tanaman-tanaman ini sangat dekat dengan masyarakat dan bisa diesktrak dari alam tanpa menganggu habitat mereka.

Saat ini Indonesia memang sudah banyak memanfaatkan kekayaan dari alam. Namun, belum dikembangkan secara maksimal. “Kita bisa meniru negara Brasil yang mengembangkan tebu untuk energi. Indonesia pernah mengembangkan (tanaman) jarak untuk energi, namun pengerjaannya masih setengah-tengah,” tambahnya.

Pengembangan bioteknologi untuk kewiraswastaan ini bisa terus dikembangkan tanpa merusak alam. Alam digunakan sebagai bank, sedangkan manusia hanya perlu memikirkan tentang bagaimana memperbanyak, melakukan pengemasan, pemeliharaan, agar lebih bisa digunakan secara nyata.

Saat ini, bioteknologi bidang energi dan kesehatan sangat prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut mengingat pangsa pasarnya sangat tinggi. Untuk itulah yang perlu diperhatikan adalah kerja sama antar instansi serta cara pengambilan bahan alam tanpa merusak alam.