Level radiasi di permukaan Planet Mars nyaris sama dengan apa yang dirasakan astronaut di orbit rendah di Bumi. Hal ini sudah dibuktikan lewat eksplorasi Mars yang dilakukan robot dengan teknologi termaju milik NASA, Curiosity.
Pengukuran radiasi permukaan Mars merupakan yang pertama dilakukan manusia terhadap planet lain. Selain menyimpulkan manusia bisa hidup di planet merah, hasil pengukuran Curiosity juga menyatakan kita bisa bertahan dalam rentang waktu tertentu.
"Tentu saja astronaut bisa hidup di lingkungan ini (Mars)," ujar Don Hassler dari Southwest Research Institute, Boulder, Colorado, Amerika Serikat, Kamis (15/11) lalu. Hassler adalah ketua investigator dari instrumen Radiation Assessment Detector (RAD) Curiosity.
Tujuan utama instrumen tersebut adalah mencirikan lingkungan radiasi dan mengungkap adanya kehidupan di masa lampau dan masa kini di Mars. Termasuk juga mengukur peluang eksplorasi manusia di sana.
Sejak Mars kedatangan Curiosity pada Agustus 2012, RAD membandingkan level radiasi dengan apa yang dialami kru astronaut Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Penemuan Curiosity menyatakan bahwa atmosfer Mars -hanya memiliki ketebalan satu persen dari atmosfer Bumi- menyediakan perlindungan dari bahaya seperti partikel luar angkasa berkecepatan tinggi.
Meski demikian, Hassler menyatakan penemuan ini masih prematur. Ia dan timnya juga belum bisa menegaskan level angka dari radiasi di Mars.
Ditambahkan Claire Newman dari Ashima Research, Pasadena, California, jika manusia bisa mengetahui mengenai iklim dan cuaca Mars terkini, maka akan membantu pemahaman mengenai proses atmosfer yang ada. "Hal ini memberikan kami kepercayaan diri lebih ketika ingin memprediksi banyak hal, seperti bagaimana rupa Mars di masa lampau," kata Newman.