“Pagii kakaaak!” “Haiiiii!” “Haloooo!” Itulah sapaan anak-anak di Pulau Yapale, yang selalu diiringi tawa lebar setiap saya menyusuri pantai melintasi Kampung Harapan Jaya. Inilah salah satu dari ratusan pulau kecil yang tersebar di sekitar Pulau Misool, Kawasan Raja Ampat, Papua Barat.
Pulau Yapale terletak di arah Barat Daya Kota Sorong, sekitar tiga jam perjalanan dengan kapal cepat. Pulau Misool yang terletak di arah utara Pulau Yapale sendiri bertetangga dengan pulau besar lain di sekitarnya, yaitu Salawati, Batanta, juga Kepulauan Kofiau.
Penduduk Misool yang terdiri dari sekitar 5.000 jiwa menyebut Pulau Misool dengan nama Batanme. Di pulau ini dan sekitarnya, terdapat 13 kampung termasuk Harapan Jaya, yang tergabung dalam tiga distrik setingkat kecamatan yaitu Distrik Misool Timur, Misool Selatan, serta Misool Barat.
Misool adalah kawasan yang unik. Sebelum menjejakkan kaki di kawasan ini, saya berharap akan bertemu dengan masyarakat Papua asli. Namun saya keliru. Letak geografis Misool yang berbatasan dengan Laut Seram membuat kawasan ini dipenuhi oleh ragam budaya. Karena selain dari Papua sendiri, penduduk berasal dari Maluku juga Sulawesi.
Salah satu pondokan yang tersedia di Pulau Yapale adalah Harfat Jaya, milik Harun, salah seorang penduduk. Biaya pengingapan berkisar Rp350 ribu per malam termasuk tiga kali makan. Di kawasan Misool, turis mancanegara banyak pula yang menghabiskan waktu di sebuah penginapan yang dikelola oleh Andrew Miners, seorang berkebangsaan Inggris.
Raja Ampat yang terkenal dengan kemolekan keanekaragaman hayatinya ini tentu saja jadi incaran pra pelancong dari berbagai belahan dunia. Saat saya baru mendarat di Bandara Eduard Domine Osok, pengemudi memberitahu saya bahwa ini adalah peak season penyelaman. Beberapa hari lalu, sekitar 300 turis asing baru saja memulai penyelaman di Raja Ampat, ujarnya.
Misool Timur Selatan adalah Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) yang memiliki luas 366.000 hektare. Menurut data dari The Nature Conservancy Indonesia, dari seluruh jenis terumbu karang di perairan Raja Ampat yang jumlahnya 553 jenis, 387 jenis di antaranya bisa ditemukan di sini.
“Salah satu spot diving terbaik adalah di daerah Wagmab dan Pulau Jef Pele atau dive spot kaleidoskop,” ujar Dwi Aryo Handono, Bird Head Seascape Communication Coordinator TNC.
Sayangnya kawasan ini rawan terhadap ancaman. Karena letaknya yang terpencil, pelaku yang justru biasanya datang dari luar daerah Misool biasanya menggunakan bom serta potasium untuk memanen ikan di perairan ini.