Saat Arktika si "Cermin Bumi" Meretak

By , Kamis, 6 Desember 2012 | 16:29 WIB

"Arktika adalah salah satu cermin dari Bumi dan kaca itu saat ini retak," ujar Donald Perovich dari Dartmouth College, salah satu universitas bergengsi di Amerika Serikat.

Hal ini dinyatakannya menilik rekor mencairnya es di Arktika dan Greenland sepanjang tahun 2012. Bahkan bersamaan dengan rilis hasil studi 2012 Arctic Report Card, Arktika dinyatakan menuju bentuk baru dalam iklim yang tidak bisa diprediksi.

"Jika saat ini kita belum mencapainya, saat ini kita di ambang melihat Arktika yang baru," kata Martin Jeffries dari Office of Naval Research dalam pertemuan American Geophysical Union di San Francisco, AS, Kamis (6/12).

2012 Arctic Report Card merupakan hasil penelitian 140 peneliti dari 15 negara untuk mempelajari kondisi Arktika. Dalam laporan ini disebutkan juga rekor rendahnya cakupan salju pada bulan Juni dan rendahnya pertumbuhan laut es pada September.

Penipisan es di Arktika juga membawa dampak pada rantai makanan di laut. Karena es yang tipis memudahkan cahaya menembus air hingga memicu pertumbuhan phytoplankton. Diperkirakan, produktivitas di posisi terbawah rantai makanan akan bertambah sepuluh kali lipat.

Sedangkan di darat, dampak yang terasa adalah ancaman punahnya rubah arktika. Sebab, akan ada perubahan siklus mangsa yang menjadi santapannya.

Dikatakan Jason Box, peneliti yang mempelajari Greenland The Byrd Polar Research Center di Ohio State University, tahun 2012 memiliki musim panas terhangat dalam 170 tahun. "Tahun ini Greenland melintasi ambang (batas). Kita akan bisa melihat seluruh permukaan Greenland mencair mulai dari sekarang," urainya.

Dampak dari mencairnya es ini akan terasa secara global. Mengingat es dan salju merupakan reflektor sempurna yang membuat energi Matahari tidak terjebak di atmosfer Bumi. Saat es mencair, tanah yang lebih gelap dan air terpapar dan menyerap sinaran Matahari.