Aplaus Seni Rupa Indonesia dari Seniman Dunia

By , Senin, 10 Desember 2012 | 15:33 WIB
()

Harga karya seni rupa seniman Indonesia tinggi di mata dunia. Pasalnya, Indonesia menjadi salah satu negara acuan negara-negara di dunia dalam kualitas karya seni rupanya.

“Saat ini Asia dan Eropa menjadi kiblat para seniman dunia khususnya seni rupa kontemporer. Untuk itulah, seniman Indonesia beruntung karena bisa mematok harga tinggi untuk karyanya,” papar Seniman dari Kelompok Seniman Seringgit I Made Arya Palguna, di usai jumpa pers “Pameran Seni Rupa Internasional Java Spices”, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (10/12).

I Made mengatakan, kualitas seni rupa seniman Indonesia memiliki karateristik khas, terkait dengan kultur budaya yang sangat beragam. Lewat kultur yang beragam itu, seniman dengan mudah bisa mengekplorasi karyanya. Inilah, tambah I Made, yang tidak ditemui oleh seniman dari negara lain.

Selain itu, saat ini seniman seni rupa di Indonesia saling berkompetitif untuk mencari pelanggannya masing-masing. “Dalam seni rupa dikenal istilah art collector, artis, galeri, art dealer, balai lelang, dan sebagainya. Setiap seniman Indonesia sudah memiliki masing-masing bagian ini,” tambah I Made.

Chen Hui Ying, seniman dari Taiwan pun tak menampik bila karya seni rupa Indonesia sangat beragam dan bervariasi. “Hasil karya seniman Indonesia di negara dunia sangat populer dan memiliki kualitas yang bagus,” katanya. Ia pun memberi apresiasi terhadap kegiatan seni di Indonesia yang tak pernah berhenti. Seniman Indonesia selalu tidak pernah kehabisan ide untuk menciptakan ide-ide barunya.

Senada dengan Chen Hui Ying, seniman asal Jepang Gamo Koshigaya-shi pun memberi aplaus hasil karya seni rupa seniman Indonesia. Seniman di Indonesia sangat bisa menghadirkan budaya lewat karyanya. Dengan demikian, negara luar pun merasa tertantang untuk belajar kesenian di Indonesia.

Kreasi seni Indonesia. (Thinkstockphoto)

Ia juga menyoroti soal ruang publik untuk seniman Indonesia. “Ruang publik seniman di Indonesia sangat terbuka lebar. Seniman dengan bebas bisa menggambar di dinding-dinding. Berbeda dengan negara saya, ketika para seniman menggambar di dinding, esok harinya akan dihapus oleh pemerintah dan muncul larangan tertulis,” tambahnya.

Sementara itu, para seniman-seniman ini merasa cukup bangga bisa bergabung menampilkan karyanya dalam "Pameran Seni Rupa International Java Spices" yang pertama kali diadakan di Yogyakarta, 12-18 Desember mendatang. Event seni rupa yang akan diikuti 15 negara ASEAN dan Eropa ini akan menghadirkan 60 perupa dengan karya seni rupa yang berbeda.

Penyelenggara acara, Yoyock Suryo, mengatakan bahwa event ini menjadi wadah untuk menjalin persahabatan antarbangsa. Lewat event ini pula, para seniman dari berbagai negara akan menunjukkan perkembangan seni rupa di negaranya masing-masing.

“Dengan acara ini kami berharap bisa menjalin relasi persahabatan internasional khususnya di bidang kesenian. Tak hanya itu proses belajar budaya antar negara pun kami harapkan bisa terjadi lewat event ini,” katanya.

Seniman Malaysia Teoh Joo Ngee mengaku bangga bisa bergabung dalam event ini pula. “Pastinya akan banyak seniman dunia yang memberi perhatian lebih pada event ini,” ujarnya.