32 tahun lalu, rumah lelang Christie's di London, Inggris, berhasil melelang buku catatan milik seniman ternama Leonardo da Vinci senilai US$5,126,000 (setara dengan Rp49,4 miliar).
Pembelinya adalah konglomerat minyak asal Amerika Serikat, Armand Hammer. Sedangkan buku yang dibeli diperkirakan ditulis pada tahun 1508. Termasuk satu dari 30 buku catatan da Vinci selama hidupnya dan berisi ragam variasi subjek.
Buku yang dibeli Hammer terdiri dari 72 halaman, 300 catatan, dan gambar detail. Kesemuanya berhubungan dengan tema air dan bagaimana mekanisme pergerakannya. Pakar yang meneliti menyatakan, da Vinci sempat menggambar di buku ini untuk melukiskan bagian latar dari mahakaryanya, Mona Lisa.
Teks yang ada dalam buku ini dituliskan dalam tinta coklat dan kapur, dibaca dari arah kanan ke kiri. Salah satu contoh bukti kegemaran da Vinci untuk menulis dengan teknik cermin.
Buku ini ditemukan oleh pelukis Giuseppi Ghezzi pada tahun 1690 dalam satu peti kertas milik Guglielmo della Porto. Pihak terakhir disebut merupakan pematung asal Milan dari abad ke-16 yang mempelajari karya-karya da Vinci.
Pada 1717, Thomas Coke, Earl (bangsawan) pertama dari Leicester, membeli buku itu dan menempatkannya sebagai bagian dari koleksi seni keluarga. Namun, lebih dari dua abad kemudian, buku catatan ini -saat itu disebut sebagai Leicester Codex- muncul di rumah lelang Christie's.
Pemiliknya saat itu, Lord Coke, terpaksa menjual untuk menutupi utang pajak. Sehari sebelum lelang, para pakar memperkirakan buku itu akan menyentuh angka US$7 juta hingga US$20 juta. Namun, nyatanya buku tersebut "hanya" laku di angka US$5 juta-an.
"Saya cukup puas dengan harga ini. Tadinya saya kira harus mengeluarkan uang lebih," kata Hammer yang akhirnya wafat pada 1990.
Buku itu berganti nama menjadi "Hammer Codex" dan masuk sebagai salah satu koleksi seni keluarga. Saat Hammer wafat, peninggalan da Vinci ini masuk dalam Armand Hammer Museum of Art and Cultural Center di University of California Los Angeles (UCLA).
Ketika akhirnya terjadi sengketa, buku ini kembali dijual pada 11 November 1994. Pembeli berikutnya? Milinuer dan pendiri Microsoft, Bill Gates.
Gates memulihkan nama manuskrip ini kembali menjadi Leicester Codex. Sampai saat ini, buku tersebut sering dipinjamkan ke museum-museum untuk ditampilkan pada publik.